IPBM Bandung bersama para narasumber BISAFEST/Agung Hadiawan
IPBM Bandung bersama para narasumber BISAFEST/Agung Hadiawan
KOMENTAR

IKATAN Perancang Busana Muslim (IPBM) Kota Bandung menggelar BISAFEST bertema “Pesona Kreasi Wastra Nusantara Khas Sunda” di Bumi Sangkuriang, Bandung pada Senin (12/6/2023).

Acara BISAFEST ini diisi fashion show dan talkshow yang diikuti para desainer IPBM Bandung, dengan menghadirkan narasumber yaitu Anggota Komisi X DPR RI Sodik Mudjahid, Ketua Tim Kerja Strategi Event Daerah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Yudhistira Siahaan, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Nuzul Irwan Irawan, Desainer/Pegiat Fesyen Toera Imara, dan Drapery Artist/ Pengajar Wahyu Perdana Saputra.

Mengawali rangkaian acara BISAFEST,  Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Nuzul Irwan Irawan mengapresiasi para desainer IPBM Bandung yang berpartisipasi dalam BISAFEST.

“Bandung dikenal sebagai kota wisata belanja, salah satunya adalah potensi penjualan produk fesyen yang sangat disukai. Dan Bandung eksis menjadi kota mode karena inovasi dan kreativitas para desainer tidak pernah padam, selalu mampu menghadirkan karya yang menarik mata konsumen, termasuk memadukan wastra tradisional dalam nuansa modern, tanpa melupakan ciri khas kota Bandung. Kami berharap akan lagi lomba-lomba rancang busana agar semakin banyak karya-karya berkualitas yang bisa dipilih masyarakat,” ujar Nuzul.

Sementara Ketua Tim Kerja Strategi Event Daerah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Yudhistira Siahaan mengharapkan event BISAFEST dapat menjadi ajang pengembangan wastra tak hanya agar bisa berkibar di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

“Indonesia sebagai negara yang sangat kaya wastra tradisional memiliki ciri khas, filosofi, dan motif yang unik. Kemenparekraf mengharapkan semakin banyak bibit unggul yang muncul dari Jawa Barat, terutama Bandung, agar bisa menjadi ekosistem fesyen yang berkelanjutan, termasuk mendukung UMKM, agar sejalan dengan target Kemenparekraf menciptakan 4,4 lapangan kerja baru. Karena itu kami sangat mengapresiasi para desainer dan pelaku ekonomi kreatif yang mampu bertahan di saat COVID-19 dan terus maju,” kata Yudhistira.

Pentingnya menghargai dan mengembangkan industri fesyen Tanah Air juga diamini Anggota Komisi X DPR RI Sodik Mudjahid. Ia menceritakan pengalamannya memimpin delegasi Indonesia ke luar negeri yang dimanfaatkan untuk promosi budaya Nusantara.

“Kalau kunjungan ke luar negeri, kami pasti membawa dua macam pakaian; setelan jas resmi dan batik. Saya membuat aturan bahwa jika kami menghadiri acara resmi dan bertemu perwakilan ragam bangsa lain termasuk tuan rumah, maka kami mengenakan batik. Tapi jika itu adalah kumpul-kumpul di KBRI, kami bisa mengenakan setelan jas. Jangan sampai kita menjadi bangsa yang minder. Banyak produk luar negeri yang bagus, tapi produk kita tidak kalah bagus,” ujar politikus Fraksi Gerindra ini.

“Ini tentang semangat percaya diri, semangat, bangga pada produk dalam negeri,” imbuh Anggota DPR yang juga penggagas acara BISAFEST ini.

Usai sambutan, digelarlah fashion show karya para desainer IPBM Bandung yang mengacu pada trend forecasting 2023-2024 yang dipandu desainer Toera Imara.

Dibagi menjadi dua sesi, fashion show sesi pertama menghadirkan karya Iva Lativah, Meeta Fauzan, Lisma D. Gumelar, Ning Zulkarnaen, dan Anti Dewi. Sedangkan saat fashion show kedua hadir karya Ernie Kosasih, Eriyani Jusuf, Nina Azzura, Ise Ashifa, dan Henny Noor.

BISAFEST kemudian menghadirkan talkshow yang diawali pemaparan “Penerapan Trend Forecasting bagi Pelaku Usaha Wastra Nusantara Khas Budaya Sunda” oleh Toera Imara dan “Peran Batik Priangan dalam Peningkatan Pariwisata di Jawa Barat” oleh Wahyu Perdana Saputra.

Talkshow ini diharapkan membuka lebih luas wawasan para desainer dan pelaku UMKM untuk lebih kreatif dalam berinovasi demi terciptanya ekosistem fesyen yang berkelanjutan.

Di balik proses kreatif mencipta busana, ada para seniman (perajin) yang juga menghadapi tantangan zaman, bagaimana agar mereka bisa meneruskan kreativitas mereka ke generasi selanjutnya. Dan itulah kewajiban para pemerhati wastra tradisional Sunda—termasuk para desainer—untuk melestarikan khazanah budaya Nusantara.




Ingin Mencerahkan Kulit Wajah Secara Alami dalam 3 Bulan? Coba Cara Ini

Sebelumnya

NINA NUGROHO Hadirkan “Peuhaba” di IN2MF 2024: Sustainable Modest Fashion Indonesia dalam Keindahan Wastra Nusantara

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga