Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SALAH satu kebiasaan Rasulullah Saw adalah selalu mengetuk pintu rumah Fatimah dan Ali pada malam hari. Pasangan suami istri itu tidak diragukan lagi kesalehannya. Ketaatan dalam beribadah juga melekat di kehidupan mereka. Hanya saja, Nabi Muhammad masih menyempatkan diri untuk mengetuk pintu rumah anak menantunya di tengah malam. 

Kepada mereka, beliau selalu berkata, “Bangunlah dan salatlah!” 

Ini menunjukkan bahwa salat malam adalah sesuatu yang sangat mulia, sampai-sampai Rasulullah Saw membangunkan putri kesayangan bersama suaminya untuk bangun malam. (disarikan dari Sallamah Muhammad Abu Al-Kamal dalam bukunya Mukjizat Shalat Malam [2007: 62-63])

Dari kisah di atas juga patut dipahami, perlu perjuangan bersama untuk menyukseskan salat Tahajud. Banyak yang memiliki keinginan untuk itu, tetapi sulit sekali mewujudkannya. 

Salat Tahajud adalah ibadah yang sangat dianjurkan agama dengan ganjaran pahala yang besar dan manfaat banyak, Sayangnya, hanya segelintir muslim yang kuat melaksanakan.

Padahal banyak orang yang terbangun di sepertiga malam terakhir, namun seringkali mereka gagal melaksanakan Tahajud. Kenapa? Karena seringkali tersangkut rasa malas yang entah darimana datangnya. 

Ada yang dengan amat mudah terbangun di tengah malam gara-gara ributnya kucing, berisik tikus, atau suara burung hantu, tapi suara dering weker pengingat salat Tahajud tak membuatnya bangkit dari pembaringan. Banyak yang tersentak tengah malam, terdesak buang air kecil. Namun, kenapa mereka tak melaksanakan salat Tahajud?

Penghalangnya macam-macam, mulai dari kantuk, penat, lelah, dingin, hingga yang paling menggetarkan adalah rasa malas yang membelenggu tiap-tiap persendian.

Ada berbagai jalan guna memerangi rasa malas sehingga sukses melaksanakan Tahajud, dan yang berikut ini bisa menjadi pertimbangan: 

Pertama, pasang niat yang kokoh. Kesannya klise, kok tiap ibadah harus dimulai dengan niat. Tapi, memang dari niat segalanya berawal dan yakinlah bahwa memasang niat bukan perkara mudah. Namun manfaatnya justru amat dahsyat, sebab makin kuat niat, kian mudah menaklukkan rasa malas.

Kedua, pertegas tujuan salat Tahajud. Tujuan yang jelas akan menguatkan motivasi dan membangkitkan semangat bangun malam. Kitab Ma'aalim al-Tanzil karya Imam al-Baghawiy menegaskan bahwa kelebihan yang diperoleh orang yang menegakkan salat tahajud adalah ditinggikan derajatnya oleh Allah. 

Banyak orang mengorbankan harta benda, kekuasaan dan kekuatan demi derajat tinggi, tapi hasilnya malah kehinaan. Dengan menunaikan salat Tahajud, Allah yang meninggikan derajat kita, sehingga manusia dan makhluk lainnya pun turut memberikan kemuliaan pula. Itulah tujuan besar yang terus kita pahat di hati.

Ketiga, pakai alat bantu untuk bangun, bisa jam berdering, handphone pengingat dan sebagainya. Peralatan bantu itu ditaruh agak jauh, kalau dekat akan mudah dimatikan dan kita malah lekas tertidur lagi. 

Keempat, jangan tidur larut malam. Kondisi teramat lelah membuat rasa malas menggerogoti tiap persendian. Karena tubuh butuh istirahat.. 

Kelima, ikutlah komunitas pecinta salat Tahajud. Lingkungan itu sangat memengaruhi. Para sahabat yang cinta Tahajud akan menularkan energi positif. Komunitas itu bisa saling mengingatkan, membangunkan dengan ponsel, berbagi tip-tip ibadah, dan saling memotivasi. Kalau komunitas itu belum ada, nah, kita bisa menjadi pelopornya.

Keenam, berdoalah pada Allah. Berhubung salat Tahajud itu perkara yang berat lahir maupun batin, dari itu kita butuh kekuatan Allah. Terutama mohon dibukakan hati untuk bahagia menegakkan Tahajud tanpa malas. Kalau sudah terganjal rasa malas, urusan mudah pun akan sulit terwujud.

Ketujuh, jangan pernah menyerah untuk terus mencoba. Setan dan berbagai unsur-unsur negatif lainnya akan terus menghalangi, terutama dengan menggenjot rasa malas.

Apabila kita mengalami kegagalan melaksanakan Tahajud malam ini, segeralah istigfar dan memasang niat Tahajud di waktu mendatang. 

Jangan berpikir kita mustahil melakukannya hanya karena pernah gagal. Teruslah mengulangi ikhtiar tersebut pada malam-malam berikutnya. Dan yakinlah, jika manisnya shalat Tahajud telah diperoleh, niscaya kita akan ketagihan.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur