KOMENTAR

PENYEBAB perceraian dan hancurnya rumah tangga seseorang bisa disebabkan dari perselingkuhan. Baik selingkuh itu terjadi dari suami maupun dari istri.

Betapa banyak perselingkuhan terjadi di tanah air baru-baru ini hingga menjadi trauma bagi anak-anak.

Dikutip dari media sosial Instagram milik psikolog keluarga, Roslina Verauli dalam akunnya @Verauli.id menyoroti perselingkuhan adalah krisis dalam pernikahan dan dalam keluarga.

Dikatakan Roslina, anak yang masih kecil belum paham konsep perselingkuhan secara keseluruhan. Bahkan dirinya melihat anak akan terbawa kepada situasi negatif akibat curhatan perselingkuan yang terjadi pada orang tuanya.  

Dalam kondisi demikian, mungkin pihak orangtua yang diselingkuhi akan sangat ingin mengungkap kebenaran. Termasuk pada anak-anaknya, dengan mengatakan kalau ayah atau ibunya berselingkuh. Hal tersebut rupanya dalam aspek psikologis merupakan hal yang tidak bijak.

"Dengan profil anak yang cenderung self center masih berpusat pada dirinya, anak akan menghayati bahwa situasi yang negatif krisis dan yang menyakitkan tersebut (bisa berpikir) jangan-jangan disebabkan oleh diri mereka," katanya.

Menurut dia, kejadian seperti bisa saja menimbulkan perasangka pada diri anak mengenai apa yang mereka alami yang mereka rasakan, dipahami.

"Jangan bahas dan menjelekkan salah satu orang tua di depan anak. Termasuk memberitahu anak kalau ayah atau ibunya berselingkuh," terangnya.

Ia pun mengingatkan untuk tidak membahas mengenai isu-isu perselingkuhan orang tua pada anak, meskipun orang tua ingin sekali mengungkapkannya.

"Ingat, anak bukanlah penyebab perselingkuhan pasangan Anda, anak juga enggak akan mampu memperbaiki situasi terkait perselingkuhan tersebut dan anak juga enggak punya kendali atau kontrol atas situasi tadi," jelasnya.




Masakan Mudah Gosong, Sudahkah Bunda Lakukan 6 Langkah Ini?

Sebelumnya

Tips Menikmati Akhir Pekan ‘Anti-Boring’ Bersama Keluarga

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family