Ilustrasi salat dengan khusyuk/Net
Ilustrasi salat dengan khusyuk/Net
KOMENTAR

PERNAHKAH Sahabat Farah merasakan malas saat hendak melakukan ibadah salat? Atau pernahkah Sahabat Farah merasakan tidak khusyuk saat melaksanakan salat?

Salat merupakan rukun Islam yang ke-2. Setiap umat Islam wajib melaksanakannya. Ibadah salat merupakan salah satu sarana yang dapat membuat kita merasa lebih dekat dengan Allah SWT.

Selain itu, salat juga bisa membuat hati dan pikiran serta perasaan kita menjadi lebih tenang dan nyaman.

Namun, seringkali kita merasa malas dan berat melakukannya. Atau pada saat melaksanakan salat, kita sulit merasa khusyuk karena pikiran melayang kemana-mana.

Padahal Allah Swt menekankan fungsi salat di dalam surat Al Baqarah ayat 45, yaitu :

“Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”

Dan, Allah kembali berfirman di dalam surat Al Baqarah ayat 153, yaitu :

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Lalu bagaimana caranya agar salat kita bisa lebih khusyuk?

Kepala Bidang Peribadatan Masjid Istiqlal KH Bukhori Sail Attahiry, Lc MA mengatakan, kekhusyukan di dalam salat adalah sesuatu yang tidak bisa spontan dilakukan. Hal tersebut memerlukan latihan.

“Sebelum salat, kita harus mempersiapkan semuanya. Singkirkan terlebih dahulu hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyukan. Memang kita memiliki banyak hal yang harus diselesaikan, namun pada saat hendak salat, tunda dulu hal-hal tersebut,” saran KH Bukhori dalam Talkshow Da’wah Ways Rahmatan lil alamin dalam acara Jakarta Marketing Week pada (15/6), di Grand Atrium Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.

Beliau menambahkan, salat merupakan bentuk dialog kita kepada Allah. Menurutnya, khusyu itu bisa didapatkan jika kita bisa memahami apa yang diucapakan. Pada saat salat, kita bisa menerjemahkan dalam hati bacaan yang diucap.

“Khusyuk bisa didapatkan jika bisa memahami apa yang kita ucapkan. Tidak apa-apa jika kita menerjemahkan dalam hati bacaan yang diucap. Seperti misalnya pada doa iftitah, jika bisa direnungkan dan diresapi, Insya Allah kita bisa khusyuk,” tambahnya.

Ia menjelaskan, doa iftitah artinya adalah sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah. Ia mengingatkan agar seselesainya salat biasakan untuk duduk sejenak untuk berdzikir serta merasakan ketanangan dan kenyamanan yang diperoleh setelahnya.

Senada dengan KH Bukhori, ustad muda Handy Bonny mengatakan, sebelum salat perlu pengondisian, baik dari wudhu maupun pakaian, agar dapat melakukan shalat dengan khusyuk.

“Salat itu adalah sarana memohon pertolongan Allah. Bagi orang yang khusyuk, ia merasa kehadiran Rabb-Nya begitu terasa dan ia menyadari bahwa ia akan kembali kepada Rabb-Nya. Jadikan salat itu sebagai bentuk relaksasi jiwa,” papar Ustad Handy.

Presiden Hijabers Community Putri Dwi Andari membagi pengalaman pribadinya dalam mempersiapkan tempat untuk salat agar dapat meraih kekhusyuan.

“Kalau di rumah, biasanya saya memiliki koridor salat. Sediakan corner (pojok) atau mushala kecil untuk salat. Kita bisa menggunakan sajadah yang bagus dan empuk, yang sering saya semprotkan wewangian raudhah. Dengan tempat dan suasana yang nyaman, berpengaruh juga untuk bisa salat lebih khusyu,” tutur Putri.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur