SALAH satu penyakit gangguan mental yang sering dialami oleh seseorang adalah Siklotimia. Penyakit ini mirip dengan gangguan bipolar, bedanya adalah gejala yang ditunjukkan oleh Siklotimia lebih ringan dibandingkan dengan bipolar.
Penyakit ini ditandai dengan adanya perubahan suasana hati dan naik turunnya emosi yang bersifat sementara. Ia mengalami fase mania ringan (hipomania) yang diikuti oleh depresi ringan. Dan dalam keadaan kondisi emosional yang stabil, penderita Siklotimioa merasa baik-baik saja.
Dikutip dari alodokter, para penderita Siklotimia umumnya tidak menyadari bahwa ia mengalami penyakit tersebut, sehingga tidak segera mencari perawatan kesehatan mental. Padahal bila tidak segera ditangani, Siklotomia dapat mengganggu kestabilan kehidupan seseorang.
Gejala Siklotimia
Penyakit ini memiliki gejala yang fluktuatif, seperti naik turunnya emosi secara ekstrim. Gejala ini dapat berlangsung berhari-hari. Dan diantara naik turunnya emosi tersebut, ada fase suasana hati yang normal, yang dapat berlangsung lebih dari sebulan.
Siklotomia memiliki 2 fase, yaitu fase hipomania dan fase depresi. Pada fase hipomania, penderita Siklotomia mengalami beberapa gejala, antara lain merasa optimis berlebihan, berbicara lebih banyak dibandingkan biasanya, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan seringkali melakukan aktivitas di luar kebiasaannya, seperti berolahraga berlebihan.
Sedangkan pada fase depresi terjadi setelah fase hipomania selesai. Beberapa gejala yang dapat terjadi, antara lain merasa bersalah dan putus asa bahkan hampa.
Penderitanya menjadi mudah tersinggung, kehilangan semangat, gelisah dan cenderung menjauh dari hal-hal yang dulunya dianggap menyenangkan.
Penyebab Siklotomia
Dikutip dari halodoc, faktor utama penyebab Siklotimia belum dapat diketahui dengan pasti. Diduga genetik merupakan salah satu faktor penyebabnya. Pada anak kembar identik, risiko berkembangnya Siklotimia menjadi lebih besar 2 hingga 3 kali lipat.
Faktor lingkungan juga memiliki kontribusi terhadap terjadinya Siklotimia. Kejadian yang bersifat traumatis dan menyebabkan depresi dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan ini.
Siklotomia dapat berpengaruh terhadap kehidupan sosial seseorang. Hubungan sosial, keluarga, pekerjaan bahkan percintaan dapat rusak karena penyakit ini. Dan bila tidak segera ditangani, penyakit ini dapat berkembang menjadi bipolar.
KOMENTAR ANDA