PEMBANGUNAN Pusat Pelayanan Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Qur'an (UPQ) di Ciawi, Bogor, Jawa Barat diharapkan menjadi pusat belajar umat Islam Indonesia, bahkan dunia.
Sebagai pusat literasi, PLKI juga mampu mengubah wajah keIslaman di Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di kutip laman resmi Kemenag Republik Indonesia, Sabtu (17/6).
"Pusat PLKI bisa menjadi literasi Islam yang ramah dan menjadi rujukan bagi umat Islam dunia," ujarnya.
Pembangunan Pusat PLKI menjadi sejarah baru UPQ. Di mana merupakan satuan kerja Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag yang memiliki tugas mencetak mushaf Al-Quran.
"Selama ini UPQ hanya mampu memproduksi 300 ribu mushaf Al-Qur'an per tahun, akan meningkat menjadi 1 juta per tahun," tuturnya.
Dirinya ikut memerhatikan jumlah Al-qur’an braille untuk para disabilitas netra masih sangat terbatas. Oleh karena itu, menurut dia, penyandang disabilitas juga butuh banyak Al-Qur’an braille sehingga perlu penambahan 30 juz huruf braille.
"Jangan sampai bangunan ini, yang kita buat megah ini, percetakan kita siapkan dengan baik, tapi pada saatnya kita akan dikalahkan oleh zaman yang semakin canggih," harapnya.
Dia mengatakan, perkembangan zaman digital seperti sekarang ini tumbuhnya teknologi infrormasi begitu pesat. Sehingga hadirnya UPQ dan Pusat Literasi adalah bagian dari upaya untuk menjawab hal tersebut
"Tolong dijaga ini, menjadi legacy kita bersama, menjadi warisan semua, sehingga kita juga memiliki keinginan untuk menjaganya. Semoga apa yang kita ikhtiarkan ini mendapat ridho dari Allah Swt," tandas Menag.
Untuk diketahui, UPQ ini telah berdiri sejak 2016. Dari mulai berdiri hingga sekarang ini telah berhasil mencetak lebih dari 2,3 juta Al-Qur’an.
"Kita targetkan ke depan bisa mencetak dan mencapai target, yaitu sekitar 10 juta tiap tahunnya," terangnya.
Sebagai pusat literasi keagamaan, UPQ juga akan terdapat beberapa pusat kajian. Di antaranya, pusat kajian Al-Qur'an dan pusat kajian kaligrafi.
KOMENTAR ANDA