PENYUMBANG terbesar perdagangan internasional tanah air di tempati sektor pertanian dan manufaktur terus mengalami peningkatan signifikan. Dari masing-masing sektor peningkatanya sebesar 32,38% (yoy) dan 10,34% (yoy). Secara kumulatif, selama bulan Januari-Mei 2023, nilai ekspor Indonesia mencapai USD108,06 miliar.
“Capaian ini menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia yang tetap solid di tengah perlambatan ekonomi global,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu dalam laman resmi Kemenkeu, Senin (19/6).
Dia mengatakan, ekspor Indonesia pada Mei 2023 mencapai USD21,72 miliar, tumbuh 0,96% (yoy). Sehingga skema perdagangan internasional Indonesia di bulan Mei 2023 kembali menguat meski beberapa bulan lalu (April) sempat menurun.
“Lalu karena adanya faktor hari kerja yang lebih pendek selama Idulfitri,” ujarnya.
Selain itu, menurut dia kinerja positif ekspor pada Mei ikut didorong oleh ekspansi sektor manufaktur negara mitra dagang utama Indonesia di antaranya Tiongkok, Jepang, India, dan Filipina.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah terus berupaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan performa baik ini dengan mengantisipasi berbagai risiko.
“Baik dari eksternal maupun domestik yang akan berpengaruh pada ekspor Indonesia,” ungkapnya.
Secara sektoral, dirinya melihat impor Indonesia pada Mei 2023 mencapai USD21,28 miliar, kembali tumbuh dua digit di level 14,35% (yoy). Kuatnya pertumbuhan impor ini, dikatakan Febrio, didorong oleh ekspansi sektor manufaktur Indonesia yang terus berlanjut dan konsumsi domestik yang masih kuat.
Komponen pendukung lainya, dilihat dari impor barang modal dan barang konsumsi tumbuh sangat tinggi, masing-masing sebesar 60,3% (yoy) dan 36,51% (yoy).
“Sementara impor bahan baku/penolong tumbuh 4,42%(yoy). Secara kumulatif selama tahun berjalan, impor Indonesia tercatat sebesar USD91,58 miliar,” jelasnya.
Oleh sebab itu, dirinya melihat, adanya peningkatan kinerja ekspor-impor yang menguat. Selain itu, neraca perdagangan Indonesia bulan Mei tahun ini hasilnya juga mengembirakan.
“Surplus sebesar USD0,44 miliar atau secara total mencapai USD16,5 miliar dalam lima bulan pertama tahun ini,” imbuhnya.
Neraca perdagangan Indonesia, menurut dia telah mencatatkan surplus selama 37 bulan berturut-turut. Dia optomistis terhadap ekspor diperkirakan akan terus tumbuh positif di tengah menurunnya harga komoditas dengan India.
"Melalui berbagai upaya mulai dari diversifikasi negara tujuan ekspor, hilirisasi sumber daya alam, hingga optimalisasi perjanjian kerja sama dagang dengan negara mitra,” tutupnya.
KOMENTAR ANDA