Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

MASA remaja merupakan tahap kehidupan yang paling kompleks, baik pada remaja itu sendiri maupun orang tua yang memiliki anak remaja. Pada masa remaja ini, anak cenderung mengambil tanggung jawab baru dan belajar untuk menjadi mandiri. Ini juga menjadi saat yang tepat bagi remaja agar lebih bertanggung jawab atas kesehatan reproduksinya.

Pada dasarnya, pengetahuan kesehatan reproduksi harus dimiliki oleh para remaja. Tidak hanya bagaimana menjaga kesehatan dan fungsi organ reproduksi, tetapi juga untuk menghindari remaja melakukan hal-hal menyimpang. Untuk itu, perlu informasi yang benar dan tepat dalam membahas dan mengedukasi kesehatan reproduksi.

“Pendidikan kesehatan reproduksi sangat penting bagi anak. Mengapa terjadi perkawinan anak, karena edukasi kespro yang belum optimal bagi anak kita,” kata plt Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA Rini Handayani, ditemui di acara Peluncuran Laporan Studi Dispensasi Kawin di kantor KemenPPPA, Jakarta, Senin (19/6).

Menurut Rini, saat ini edukasi terkait kesehatan sudah masuk dalam mata pelajaran Biologi, tetapi tidak ada yang spesifik membahas hal tersebut. Oleh karena itu, KemenPPPA mendorong pendidikan kesehatan reproduksi masuk ke dalam kurikulum pendidikan.

“Anak itu adalah waktunya 30 persen di keluarga dan 70 persen di sekolah. Maka, sekolah ramah anak dengan kurikulum pendidikan yang harus ramah anak, terutama pendidikan kespro,” tegas dia.

Lebih lanjut, dirinya menginginkan edukasi kespro ada di setiap jenjang pendidikan yang materi pembelajarannya disesuaikan dengan tingkat usia anak. Ketika anak sudah teredukasi, nantinya mereka akan membagikan pengetahuan tersebut kepada teman-teman sebayanya.

“Beberapa kementerian atau lembaga seperti BKKBN punya forum Genre. KemenPPPA punya forum Anak. Mereka inilah yang nantinya menjadi peer education,” ujarnya.

Edukasi kesehatan reproduksi juga bisa dimulai dari rumah. Orang tua bisa memulainya dengan menjelaskan tentang sistem, proses, dan fungsi reproduksi manusia. Selanjutnya, kenalkan risiko penyakit berbahaya jika kesehatan reproduksi itu diabaikan. Jelaskan pula tentang kekerasan seksual dan cara menghindarinya.

Ingat, peran orang tua sangat penting dalam mengedukasi kesehatan reproduksi ataupun seksual, terutama pada remaja. Karena faktanya, hingga saat ini banyak dari mereka yang tidak peduli terhadap risiko-risiko kesehatan produksi, sehingga remaja menjadi ‘salah pergaulan’.

Ancaman yang mengintai berupa HIV/AIDS, angka kematian ibu meningkat karena hamil dan melahirkan di usia muda, sampai kematian remaja perempuan yang nekat melakukan aborsi.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News