Media sosial dibuat heboh karena curhatan seorang wanita menggunakan alat bantuan oksigen.
Dalam platform video berdurasi pendek tersebut, pemilik akun bercerita mengalami penyakit bronkitis akibat asap rokok yang merupakan tunangannya.
"Kena bronkitis karna punya pacar perokok," tulisnya pada video yang diposting di akun TikTok @karinasliana.
Sontak, warga internet membanjiri kolom komentar hingga kisahnya pun viral di Media Sosial Tiktok.
"Sebelumnya, kita cuma virtualan, paru-paru gue masih bersih. Sejak dia datang, sering hirup asapnya kalau dia merokok, soalnya selalu merokok di samping,"ungkapnya menjelaskan.
Arin begitu dipanggil mengaku baru ketahuan menghidap bronkitis beberapa bulan lalu. "Kayak nggak masuk akal masa hasil laboratorium Bronkitis. Sejak saat itu sering sesak nafas, nafas pendek karena dada rasanya sesak kaya ketutup,"sesalnya.
Lalu apa dan bagaimana penyakit Bronkitis, benar disebabkan oleh asap rokok?
Dilansir dari beberapa sumber, bronkitis merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan, tepatnya peradangan pada dinding saluran bronkus.
Dalam laman Siloamhospitals disebutkan biasanya penderita mengalami gejala sesak nafas dan sesak di dada.
Asap rokok atau tembakau yang terhirup di sekitar melalui polutan udara lainnya untuk jangka waktu yang lama membuat seseorang berisiko terkena bronkitis kronis.
"Gejala lain batuk yang dapat mengeluarkan lendir kental berwarna putih, kuning, atau kehijauan, sakit kepala, umumnya merasa sakit, alami panas dingin, demam (biasanya ringan), sesak napas, nyeri atau rasa sesak di dada dan mengigil,"demikian.
Sementara, di laman website Childrensm dikatakan seseorang dengan bronkitis kronis seringkali membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya untuk pulih dari pilek dan penyakit pernapasan umum lainnya.
Mengi, sesak napas, dan batuk mungkin sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, dan bernapas bisa menjadi semakin sulit," dalam
Penyebab lebih dari 80 persen disebabkan zat berbahaya dalam asap tembakau bisa merusak saluran udara secara permanen, meningkatkan risiko emfisema, kanker, dan penyakit paru-paru serius lainnya. 
KOMENTAR ANDA