SELAMA ini kita mengenal tantrum hanya terjadi pada anak-anak balita. Menangis, merengek, berteriak, bahkan membanting barang, untuk alasan yang terkadang tidak diketahui. Namun, tidak jarang tantrum pada anak disebabkan karena menginginkan sesuatu yang tidak dipenuhi oleh orang tua.
Bagaimana dengan adult tantrum? Ya, apa yang terjadi pada anak-anak tersebut ternyata juga bisa dialami oleh orang dewasa.
Psych Central menulis, tantrum yang terjadi pada orang dewasa bisa disebabkan oleh rasa frustasi dan marah. Tetapi dalam kasus tertentu, bisa saja ada kaitannya dengan kondisi kesehatan mental, termasuk gangguan kepribadian.
Untuk mengatasinya, terlebih dulu kenali jenis-jenis tantrum pada orang dewasa, di antaranya:
- The silent fit
Dikenal dengan silent is gold, diam itu emas. Tetapi faktanya tidak demikian. Ketika orang dewasa dengan jenis tantrum ini, maka ia akan cenderung memilih diam, menolak untuk berbicara, atau mendengarkan. Meski diam, tetapi mereka tetap terasa sangat agresif.
- The tirade
Pada jenis ini, tiba-tiba saja bisa mengomel, berteriak, lalu mengeluarkan kata-kata menghina atau menyinggung orang lain. Orang dewasa ini bisa sampai membanting pintu, melempar barang, atau melakukan kekerasan fisik.
- The whine and moan
Ciri-ciri tantrumnya adalah marah atau mengamuk, tetapi sambal menangis, menggertak, dan menangis yang terlalu.
Sebetulnya, tantrum ini adalah hal yang wajar terjadi dan sesuatu yang dapat dikontrol, dipahami, atau justru menjadi trigger. Karenanya, penting untuk mengatasi adult tantrum ini agar tidak sampai mengganggu kepribadian.
Teknik relaksasi
Meskipun teknik ini tidak bisa menggantikan terapi atau perawatan professional lainnya, tetapi cukup membantu mengelola emosi dan terjadinya ledakan amarah. Hanya perlu latihan teratur untuk melakukannya.
Siapkan kegiatan menenangkan
Apa saja? Meditasi atau mendengarkan musik! Cara lainnya adalah menggambar, menulis jurnal, dan bermain musik.
Latih komunikasi yang baik
Bantu pasangan untuk bisa menyebutkan dan menggambarkan emosi yang dirasakan. Setelah itu, bantu ia untuk memahami dan menyelesaikan masalah. Lakukan secara rutin, sehingga pasangan bisa mengekspresikan kemarahannya dengan cara yang lebih sehat.
Minta bantuan professional
Cara terakhir adalah minta bantuan professional. Biasanya, terapis akan merekomendasikan terapi perilaku kognitif yang lebih mengarahkan pada peningkatan kemampuan untuk mengelola kesulitan dan emosinya.
Jangan biarkan adult tantrum ini menjadi tidak terkendali, karena bisa mempunyai penyebab medis atau psikiatris lainnya.
KOMENTAR ANDA