ilustrasi/net
ilustrasi/net
KOMENTAR

PERSELINGKUHAN menjadi alasan umum terjadi perceraian. Rata-rata perceraian disebabkan karena perselingkuhan, dan sekitar 2% hingga 4% pasangan telah melakukan hubungan seksual dengan orang lain dalam satu tahun pernikahan

Data di atas merupakan catatan dari sebuah artikel yang diterbitkan pada tahun 2017 di Current Opinion in Psychology. 

Meski tak semua perselingkuhan itu harus berakhir dengan perceraian. Bahkan dalam American Association for Marriage and Family Therapy (AAMFT) menyebutkan setelah pasangan tersebut selingkuh, beberapa hubungan lebih hangat dengan pasangan masing-masing setelah terapi.

"Ungkapan 'sekali berselingkuh, akan selalu selingkuh' mengacu pada alasan 'individu' untuk selingkuh, kualitas seseorang yang membuatnya lebih rentan untuk melakukan perselingkuhan," kata Profesor Psikologi di California State University, San Bernardino, Kelly Campbell.

Menurut dia, terdapat alasan orang selingkuh. Perselingkuhan bisa terjadi dalam tiga kategori: individu, hubungan, dan situasional. 

Selain itu, bisa juga disebabkan karena aspek atas sifat kepribadian, orientasi agama dan politik, dan gender sangat banyak terjadi.

Alasan'hubungan' terlarang dilakukan karena merasa tidak puas dengan hubungannya yang sekarang.  

"Para peneliti menemukan bahwa hubungan yang ditandai dengan ketidakpuasan, seks yang tidak memuaskan, dan konflik yang tinggi berisiko lebih tinggi untuk terjadinha perselingkuhan," ungkapnya. 

Selain itu, menurut dia, semakin banyak perbedaan pasangan dalam hal kepribadian, tingkat pendidikan, dan faktor lainnya, semakin besar kemungkinan mereka untuk berselingkuh."

Terakhir, ada alasan 'situasional'. Ini mengacu pada orang yang tidak memiliki kepribadian yang cenderung selingkuh, tetapi "sesuatu tentang lingkungan mereka membuat mereka berisiko untuk berselingkuh." .

 

 




POLYTRON Memperkenalkan Kitchenmate Oven Listrik

Sebelumnya

Intip Resep Rahasia di Balik Empuknya Singkong Keju

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family