PECINTA kuliner dan penikmat Chinese Food pasti tahu dengan makanan yang satu ini. Suodiu, tumisan yang sedang viral di China dan menjadi pembicaraan menarik warganet karena keunikannya. Kenapa, ya?
Tahu tidak, Suodiu itu adalah batu yang ditumis dengan sejumlah rempah-rempah serta bumbu masak. Iya, batu ditumis! Batunya berasal dari sungai dan berukuran kecil, yang sebelumnya tentu saja dibersihkan terlebih untuk menjaga higienitasnya.
Dari mana ya, datangnya ide menumis batu ini?
Jadi, Oddity Central menulis, jajanan unik ini terdiri dari bebatuan sungai yang ditumis dengan campuran rempah-rempah dan bumbu dapur. Food lovers cukup menghisap batu-batu itu dan kemudian mengeluarkannya lagi. Tidak ditelan ya!
Secara harafiah, Suodiu artinya suck and throw away atau hisap dan buang. Diyakini sudah ditemukan ratusan tahun lalu oleh tukang perahu yang terdampar di tepi sungai tanpa makanan.
Untuk mengelabui perut, mereka menumis beberapa kerikil sungai dengan campuran bumbu dan kemudian menghisap batu-batu itu sampai kering.
Dalam Islam, kisah itu sama dengan riwayat Umar bin Khattab yang bertemu dengan seorang ibu yang sedang memasak batu untuk anak-anaknya lantaran tidak memiliki makanan apapun.
Kala itu, Umar yang sedang berjalan malam hari bersama pengawalnya, mendengar suara anak-anak yang sedang menangis. Ia pun mencari sumber suara dan mendapatkan sebuah rumah yang di dalamnya ada seorang ibu sedang memasak batu.
Umar pun bertanya, mengapa ibu memasak batu? Dijawab si ibu, anaknya menangis karena kelaparan sementara ia tidak punya makanan apapun di rumah. Ibu ini menjelaskan, bahwa yang sedang dimasak adalah sebongkah batu untuk menghibur Sang Anak, seolah-olah ibunya sedang membuat makanan.
Kembali ke hidangan tradisional China ini, yang disebut merupakan warisan beberapa generasi. Saat ini, pedagang pinggir jalan di China terlihat menggoreng tumpukan batu sungai dengan minyak cabai, saus bawang putih, sejumlah suing bawang putih, dan campuran rempah-rempah.
Jangan salah, meskipun terlihat sederhana, Suodiu ini lumayan mahal. Para penjual pinggir jalan itu menghargainya 16 yuan atau Rp33 ribu per porsi. Benar-benar unik.
KOMENTAR ANDA