SELURUH jemaah haji Indonesia telah tiba di tanah suci untuk menjalankan rangkaian ibadah utama haji. Tetapi, cuaca terik yang menerpa Arab Saudi selama beberapa hari terakhir ini, harus menjadi perhatian serius para Jemaah dan petugas kesehatan di sana.
Mengutip Saudigazette, suhu udara di Arafah dan Musdalifah mencapai rekor tertinggi pada 45 derajat Celsius. Badan Meteorologi Nasional Arab Saudi memperkirakan, suhu udata saat puncak haji di beberapa kota suci, tetap akan tinggi, yaitu di kisaran 43,5 hingga 45 derajat Celsius.
Kondisi ini patut menjadi perhatian karena memungkinkan dan memicu munculnya serangan heat stroke, yaitu suatu kondisi sakit akibat serangan udara panas yang paling serius. Heat Stroke bisa berakibat fatal, yaitu kematian.
Karenanya, para jemaah diminta untuk memerhatikan asupan air minum sebagai Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menghindari heat stroke. Selain itu, disarankan pula mengurangi aktivitas tidak perlu, terutama ketika berada di Padang Arafah.
Berikut beberapa saran yang diberikan dr Lucky Savitry Widyakusuma, SpOG, dokter rombongan haji Maktour untuk mencegah terjadinya heat stroke:
- Jangan keluar tenda (terutama di Arafah) untuk kegiatan yang tidak perlu, seperti mencari saudara, kerabat, dan lainnya.
- Saat wukuf, gunakan pakaian putih agar tidak menyerap panas.
- Semprotkan cairan ke wajah, berulang kali, agar tetap segar.
- Minum cairan elektrolit dan minum air putih sebanyak mungkin sebelum haus.
Mengutip Centers for Disease Control and Prevention, heat stroke bisa terjadi saat tubuh tak lagi mampu mengontrol suhu. Akibatnya, suhu tubuh naik dengan cepat, dibarengi kegagalan sistem keringat dan tubuh yang gagal mendinginkan diri. Puncaknya, tubuh bisa naik ke suhu 41 derajat Celsius atau lebih dalam waktu 10-15 menit.
Adapaun gejala pertama heat stroke ditandai dengan kilit memerah, suhu tubuh meningkat dengan pesat, serta sakit kepala hebat. Korban bisa saja jatuh pingsan untuk kondisi yang sangat berat.
Jika melihat ada rekan haji yang demikian, segera berikan air dingin sebagai pertolongan pertama. Atau, tubuh pasien bisa juga diturunkan dengan membasahi pakaian ikromnya.
Tindakan selanjutnya adalah pemasangan infus, oksigen, dan berikan cairan sebanyak-banyaknya.
KOMENTAR ANDA