Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

DUA hari sebelum Idul Adha, terdapat suatu hari yang disebut hari Tarwiyah. Pada hari tersebut, umat Muslim disunnahkan untuk menjalankan ibadan puasa. Pada tahun 1444 hijriah, puasa Tarwiyah bertepatan pada Selasa, 27 Juni 2023.

Dalam menjalankan puasa Tarwiyah, tentunya diwajibkan membaca niat terlebih dulu, yaitu “nawaitu shauma ghadin ‘an ad’i sunnati yaumit tarwiyah lillahi ta’ala”, yang artinya aku berniat puasa sunnat Tarwiyah esok hari karena Allah Ta’ala.

Puasa Tarwiyah memiliki beberapa keutamaan, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab para ulama.

Pertama, puasa Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun sebelumnya. Ini ditegaskan oleh ulama Malikiyah, sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah berikut:

Untuk mendorong puasa di hari Tarwiyah, telah diriwayatkan bahwa pahala puasa di hari Tarwiyah dapat menyamai pahala puasa setahun penuh. Ulama Malikiyah menegaskan bahwa puasa di hari Arafah dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.

Keutamaan kedua, mendapatkan pahala sebagaimana pahala yang didapatkan oleh Nabi Ayyub. Ini sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah yang disebutkan dalam kitab Nuzhah Al-Majalis wa Muntakhab Al-Nafa-is berikut:

Barangsiapa yang berpuasa pada hari Tarwiyah, maka Allah akan memberikan pahala seperti pahala kesabaran Nabi Ayyub alaihissalam atas musibahnya. Barangsiapa yang berpuasa pada hari Arafah, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya seperti pahala Nabi Isa alaihissalam.

Ketiga, meningkatkan kepekaan. Keutamaan lainnya dari melaksanakan puasa di hari Tarwiyah adalah dengan meningkatnya rasa kepekaan. Dimana rasa peka ini akan semakin muncul ketika seseorang juga merasakannya sendiri.

Dengan adanya puasa ini akan membuat orang sadar akan beratnya kaum dhuafa dalam menjalankan kehidupannya. Apabila rasa iba tersebut telah muncul, maka setiap orang tidak akan berbuat semena-mena dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Salah satunya adalah dengan memberikan apa yang dimilikinya kepada orang yang lebih membutuhkannya. Adanya kegiatan saling memberi ini akan membuat tingkat kesejahteraan merata sehingga bisa menyalurkan rasa bahagia bagi yang memberi dan diberi.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur