MANUSIA adalah tempat khilaf dan dosa. Tapi bukan berarti kita hanya bisa mengingat keburukan orang lain dan ‘menutup mata’ terhadap kebaikan orang tersebut.
Muhammad bin Sirrin dalam Al Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir mengatakan, “Bentuk kezaliman kepada saudaramu yaitu engkau mengingat atau menyebut hal yang paling buruk darinya yang engkau ketahui dan engkau menyembunyikan kebaikannya.”
Jelaslah bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Karena itulah kita dituntut untuk menjadi bijak dengan menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain, sebagaimana kita pun ingin dihargai dengan segala kelebihan dan kekurangan kita.
Sungguh picik bila kita tidak mau mengakui ada hal-hal baik yang terdapat dalam diri seseorang gara-gara kita terlalu fokus menguliti aib orang lain. Dan lebih berbahaya lagi jika kita tak hanya mengingat-ingat keburukannya tapi juga mengumbar keburukan tersebut ke khalayak.
Apakah kita ingin orang lain tidak peduli pada kebaikan yang kita lakukan dan hanya ingat pada hal buruk yang pernah kita perbuat? Tentu jawabannya tidak. Lantas mengapa kita tega melakukan itu terhadap orang lain?
Ketika kita hanya mengingat keburukan orang lain, apalagi itu adalah saudara kita sesama muslim, maka kita telah melakukan suatu kezaliman. Kita tak hanya menodai ukhuwah Islamiyah tapi juga merusak hubungan kita dengan sesama.
Dalam diri setiap manusia pasti ada nilai kebaikan, walaupun hanya setitik dibandingkan sifat buruknya. Tapi itulah bekal bagi kita untuk bisa berteman, bekerja sama, dan saling membantu.
Mari menutupi aib saudara kita, seperti kita pun ingin orang lain menutupi aib kita.
KOMENTAR ANDA