@Baggu
@Baggu
KOMENTAR

VIDEO “What’s in my Baggu” yang wara-wiri di layar TikTok ditonton hingga 2,7 juta kali. Ada lebih banyak aksesoris Baggu terlihat dalam video. Baggu adalah merek berusia 16 tahun yang terkenal dengan tas jinjingnya yang ringan dan dapat dilipat.

Sebagai sebuah perusahaan, Baggu tidak membayar atau bermitra dengan pembuat konten untuk menyediakan tautan afiliasi atau kemitraan, praktik yang umum dilakukan di TikTok dan Instagram. Namun terkadang, perusahaan akan mengirimkan produk gratis kepada penggemar Baggu yang telah membagikan dedikasi mereka kepada merek tersebut secara online.

Viral di TikTok, Baggu dengan cepat diambil oleh pihak retail termasuk MoMA Design Store di Manhattan. Tak heran bila tim Baggu telah berkembang dari tiga menjadi sekitar 90 orang. Juga tiga lokasi fisik yang dioperasikan merek tersebut di New York dan San Francisco.

Banyak komentar singgah, mempertanyakan apakah benar Baggu lebih ramah lingkungan. Ada pula yang mengatakan tidak pernah menggunakan kantong plastik sekali pakai tapi memiliki banyak koleksi Baggu.

Baggu seolah berada di puncak popularitasnya di TikTok. Carilah”Baggu”, dan kita akan mendapatkan lebih dari 130 juta unggahan. Gen Z telah membawa kembali popularitas Baggu.

“Baggu memulai dengan satu produk dan tiga orang: saya, ibu saya, dan sahabat masa kecil saya,” ungkap Emily Sugihara (40) pendiri dan CEO Baggu, seperti dilaporkan CNA.

“Setelah 15 tahun pertumbuhan yang lambat dan stabil, kami adalah tim yang jauh lebih besar sekarang, tetapi masih lebih kecil dari yang Anda bayangkan.”

Sugihara, yang tinggal di Santa Cruz, California, mengatakan dia adalah seorang entrepreneur sejati. Saat belajar ekonomi di University of Michigan, dia dan teman sekamarnya sukses menjual kaus sablon melalui internet.

Dia melanjutkan untuk belajar desain fesyen di Parsons School of Design di New York City, kemudian bekerja sebentar sebagai asisten desainer di J Crew sebelum bekerja lepas. Bersama ibunya, Joan Hall Sugihara, dan temannya Ellen Vanderlaan, ketiganya merilis tas khas Baggu pada tahun 2007 setelah memperhatikan kebutuhan pasar akan tas daur ulang berkualitas tinggi yang terjangkau dan menarik. Pada tahun diluncurkan, Baggu dimuat dalam satu halaman Teen Vogue edisi Agustus 2007.

Gadis-gadis remaja yang menjadi tulang punggung basis pelanggan pertama Baggu mungkin sudah dewasa, tetapi Gen Z telah menggantikan mereka. Sekarang, alih-alih via Teen Vogue, ada TikTok. Unggahan para pecinta Baggu menjadi sarana promosi gratis namun dampaknya sangat besar.




Strategi Pemasaran Brand Kecantikan untuk Menarik Rasa Penasaran Gen Z

Sebelumnya

Shandy Purnamasari Terus Berinovasi Tingkatkan Kualitas Produk MSGLOW

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga