Sikap membabi buta, berani tanpa berpikir, sombong, adalah tahawwur yang harus dihindari/Net
Sikap membabi buta, berani tanpa berpikir, sombong, adalah tahawwur yang harus dihindari/Net
KOMENTAR

SALAH satu sifat yang sebenarnya ada dalam diri tiap manusia adalah tahawwur. Sifat ini merupakan perilaku yang bukan pada tempatnya. Bisa juga disebut sebagai sifat yang keterlaluan, membabi buta, gegabah, dan tergesa-gesa. Setiap muslim sebaiknya menghindari sifat ini, karena termasuk penyakit hati yang sering tidak disadari.

Tahawwur berbeda dengan sifat berani (asy-Syaja’ah), yaitu suatu sifat terpuji karena disertai dengan perhitungan matang, terutama ketika menghadapi berbagai masalah. Syaja’ah merupakan sifat pertengahan antara Al-Jubn (pengecut) dan at-Tahawwur (berani tanpa perhitungan).

Buya Hamka dalam bukunya Tasawuf Modern menjelaskan, orang yang menurutkan tahawwur akan menghasilkan ranting-ranting sifat buruk (Madzmumah). Di antara turunan tahawwur ini adalah suka mengumpat, lekas marah, bermulut kotor, takabur, sombong, ujub, dan angkuh.

Sifat tahawwur akan membuat seseorang bagaikan sebuah petasan yang dengan letusan paling kerasnya ingin didengar atau diperhatikan. Orang seperti ini akan mudah merendahkan orang, mengecilkan hati orang, melupakan kesalahan sendiri, menghinakan orang, dan sifat-sifat yang menyerupai itu.

Ada beberapa dalil dalam Al-Qur’an dan hadis yang membahas mengenai sikap tahawwur ini, di antaranya dalam hadis riwayat Abu Daud tertulis, “Bukankah golongan umatku (mereka) yang mengajak kepada Ashabiyah (fanatisme), dan bukan termasuk umatku orang yang berperang atas dasar Ashabiyah (fanatisme buta), dan bukan yang termasuk umatku orang yang meninggal dalam sikap fanatismenya itu.”

Lalu dalam surat Al-Anbiya: 37, Allah berfirman:

“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu meminta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.”

Sebagaimana pula yang dijelaskan dalam kaidah fikih: “Barangsiapa yang tergesa-gesa untuk memperoleh sesuatu yang merupakan haknya dengan cara yang haram atau tidak disyariatkan, maka ia dihukum dengan tidak memperoleh apapun yang diinginkannya, sebagai balasan dari apa yang mereka lakukan tersebut.”

Untuk lebih memahaminya, inilah beberapa contoh sikap tahawwur yang terkadang tidak disadari:

  • Boros dan suka membuang-buang harta untuk membeli barang-barang mewah.
  • Nekad terlibat dalam tawuran, meskipun belum mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.
  • Marah yang berlebihan hingga memiliki niat untuk melukai seseorang.
  • Mencintai idola secara berlebihan, hingga mengabaikan hal-hal lain di sekitarnya.
  • Menghina dan merusak rumah ibadah agama lain yang tidak sesuai dengan kepercayaannya.

Semoga kita semua dapat terhindar dari sikap tahawwur yang bisa membuat hidup tidak karuan dan semakin ‘ngawur’.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur