Ilustrasi perempuan muda Korea Selatan/Pixabay
Ilustrasi perempuan muda Korea Selatan/Pixabay
KOMENTAR

WARGA Korea Selatan menjadi satu atau dua tahun lebih muda karena undang-undang baru yang menyelaraskan dua metode penghitungan usia tradisional negara itu dengan standar internasional.

UU tersebut menghapus satu sistem tradisional yang menganggap warga Korea Selatan berusia satu tahun saat lahir, menghitung waktu di dalam rahim.

Demikian juga aturan lain yang menghitung setiap orang menua satu tahun setiap hari pertama bulan Januari, bukan pada hari ulang tahun mereka.

Peralihan ke penghitungan usia berdasarkan tanggal lahir mulai berlaku pada hari Rabu (28/6/2023).

Presiden Yoon Suk Yeol sangat mendorong perubahan tersebut ketika dia mencalonkan diri tahun lalu. Metode penghitungan usia tradisional disebutnya menciptakan "biaya sosial dan ekonomi yang tidak perlu".

Salah satunya adalah perselisihan yang muncul mengenai pembayaran asuransi dan penentuan kelayakan untuk program bantuan pemerintah.

Sebelumnya, metode perhitungan yang paling banyak digunakan di Korea adalah sistem "usia Korea" yang telah digunakan selama berabad-abad, di mana seseorang berusia satu tahun saat lahir dan bertambah satu tahun pada tanggal 1 Januari. Artinya, bayi yang lahir pada 31 Desember akan berusia dua tahun keesokan harinya.

Sistem "penghitungan usia" yang terpisah, yang juga secara tradisional digunakan di negara tersebut, menganggap seseorang sebagai nol saat lahir dan menambahkan satu tahun pada tanggal 1 Januari.

Artinya, misalnya, pada 28 Juni 2023, seseorang yang lahir pada 29 Juni 2003 adalah 19 tahun menurut sistem internasional, 20 tahun menurut sistem "penghitungan usia", dan 21 menurut sistem "umur Korea".

Anggota parlemen memilih untuk menghapus metode penghitungan tradisional Desember lalu.

Meskipun ada perpindahan, banyak undang-undang yang menghitung usia seseorang berdasarkan sistem tahun kalender "penghitungan usia" akan tetap ada. Misalnya, orang Korea Selatan dapat membeli rokok dan alkohol dari tahun mereka berusia 19 tahun, bukan pada harinya.

Tiga dari empat warga Korea Selatan juga mendukung standardisasi, menurut jajak pendapat oleh perusahaan lokal Hankook Research pada Januari 2022. Sejumlah pihak bahkan berharap perubahan itu akan membantu meruntuhkan budaya hirarkis Korea.

Banyak juga warga Korea yang merasa lega karena telah mengikuti standar global sehingga tak perlu repot-repot lagi menjelaskan kepada teman dan kolega di luar negeri tentang usia mereka sebenarnya, seperti dilansir BBC.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News