Sebagai perusahaan yang bergerak dalam rantai pasok energi primer, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memiliki tanggung jawab atas ketersediaan pasok batu bara ke pembangkit listrik yang andal seiring pembangunan EBT.
Pasokan bahan baku energi setidaknya harus tersedia hingga 2024 mendatang. Sebab, pertumbuhan industri masa depan bergerak ke arah hilirisasi.
Hal ini selaras dengan teknologi yang kian tumbuh dan mampu menjawab tantangan pengurangan emisi global tanpa harus mengesampingkan mineral yang bernilai ekonomi.
"Untuk itu, arah roadmap ke depan adalah pengembangan dan pemanfaatan batu bara berbasis teknologi yang lebih ramah lingkungan,” kata Direktur Pembinaan Pengusaha Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Lana Saria, Sabtu (1/7).
Sebab, dia menilai, meski menjalankan agenda transisi energi, Indonesia tetap harus menjaga ketahanan energi nasional.
Pemerintah telah mengembangkan pemanfaatan batu bara dengan teknologi yang ramah lingkungan sehingga mampu mereduksi emisi sejak tahun 2021 lalu. Bilapun Indonesia tak lagi mengoperasikan PLTU, dirinya berharap industri hilir dari batu bara justru akan tumbuh.
"Ada banyak industri hilir ke depan seperti gasifikasi batu bara, briket, blending facility serta teknologi lain yang justru bisa menjadi kekuatan ekonomi dalam negeri," ujar Lana.
Sebagai informasi, PLN EPI memiliki tugas untuk menjadi perusahaan solusi energi primer yang terintegrasi se Asia Tenggara. Dalam menjawab tantangan transisi energi, PLN EPI bisa menjadi pemain utama dalam memastikan pasokan energi primer untuk kebutuhan industri masa depan.
KOMENTAR ANDA