Untuk meningkatkan produktivitas pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta masyarakat, pemerintah mengembangkan Ekonomi lewat transformasi digital dalam pencapaian Visi Indonesia 2045.
"Terutama dengan menyiapkan berbagai kebijakan dan regulasi seperti di sektor keuangan, pendidikan, kesehatan, perdagangan, perindustrian, dan sebagainya,” tutur Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso dilansir dari laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Sabtu (8/7).
Dia menuturkan, pada hasil kajian Google, Temasek, Bain & Company (2022)bahwa nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2022 tercatat sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara, yakni sebesar USD 77 miliar.
“Dan diperkirakan mampu mencapai USD 130 miliar pada tahun 2025,” ujarnya.
Selain itu, 40% pangsa pasar ekonomi digital Asia Tenggara berada di Indonesia.
“Karena itulah, kita, Pemerintah senantiasa mendorong berbagai upaya untuk melakukan pengembangan ekosistem ekonomi digital ini,” terangnya.
Susiwijono juga mengatakan berkembangnya perekonomian digital diikuti dengan peningkatan risiko keamanan siber (cyber security).
Risiko tersebut, menurut dia dalam bentuk malware dan kejahatan siber yang terorganisir mulai dari rusaknya reputasi korporasi yang dampaknya cukup signifikan terhadap bisnis.
“Hingga kerugian materiil akibat pencurian data pribadi, pelanggaran hak kekayaan intelektual, serta risiko-risiko fatal lain,”ungkapnya.
Berbagai kesepakatan tingkat internasional, dilihatnya juga sudah mulai berbicara mengenai niat dan komitmen bersama untuk mendorong ekonomi digital, salah satunya dalam ASEAN Summit 2023.
Selain itu, keamanan siber bukan hanya masalah nasional tetapi juga global bahkan lintas negara. Dengan terus didorongnya ekonomi digital, tingkat risiko juga semakin tinggi, sehingga penting menjadikan kemanan siber sebagai salah satu prioritas utama nasional.
KOMENTAR ANDA