Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SUNGGUH besar hati seorang Jeje Govinda yang secara terbuka memaafkan kesalahan istrinya, Syahnaz Sadiqah. Kita sama-sama tahu bahwa sang istri baru saja diterpa kabar buruk, namun dengan luar biasa kesalahan tersebut dimaafkan dan disampaikan dengan gamblang kepada publik.

Hubungan suami istri dalam rumah tangga memang tidak selalu harmonis. Adakalanya salah satu pasangan melakukan kesalahan yang menyebabkan munculnya permasalahan rumah tangga. Di sini, dibutuhkan tindakan yang bijaksana dari suami untuk menyikapi kesalahan tersebut.

Sebagai pemimpin keluarga, seorang suami harus pahan bagaimana menyikapi kesalahan istri. Saat istri berbuat kesalahan, tidak perlu setiap kali ditegur atau dijadikan sebagai masalah besar dan serius, apalagi ditegur dengan kasar. Hendaklah memilih dan memilih, manakah di antara kesalahannya yang perlu ditegur atau tidak.

Seperti diceritakan dalam firman Allah Swt, bagaimana Nabi Muhammad Saw menegur istrinya:

“Dan, ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang istrinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Mana tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu? Nabi menjawab: telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Qs At-Tahrim: 3)

Kita mengetahui bahwa istri Nabi Muhammad Saw adalah wanita-wanita utama dan pilihan. Suatu ketika, Nabi menyampaikan beberapa perkara kepada istrinya dan berpesan untuk tidak meceritakannya kepada siapapun. Namun Hafsah justru menceritakannya kepada Aisyah.

Lalu, Nabi pun menegurnya atas sebagian kesalahannya saja dan membiarkan (memaklumi) kesalahan yang lain.

Sebagaimana firman Allah lainnya:

“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin, dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah. Dan hendaklah mereka memaafkan (secara lahiriah) dan berlapang dada (batiniah). Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs An-Nur: 22).




POLYTRON Memperkenalkan Kitchenmate Oven Listrik

Sebelumnya

Intip Resep Rahasia di Balik Empuknya Singkong Keju

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family