AUSTRALIA menjadi negara pertama yang mensahkan pemakaian ekstasi dan magic mushroom atau jamur ajaib sebagai alat terapi depresi dan gangguan stres pasca trauma (PTSD). Dalam ilmu kesehatan, terapi ini dikenal dengan psikedelik.
Keputusan penggunaan psilocybin, zat psikoaktif di jamur ajaib, sebagai terapi orang yang mengalami depresi dimulai pada awal Juli kemarin. Australia memasukkan dua zat tersebut ke dalam daftar yang diizinkan Administrasi Barang Terapeutik.
Lalu, bagaimana ekstasi dan magic mushroom ini bekerja mengatasi depresi dan PTSD?
Hasil riset yang dikeluarkan Imperial College London, Inggris membuktikan, ekstasi berdampak pada area tertentu yang berhubungan dengan memori dan emosi pada otak. Obat dengan kandungan MDMA (methylenedioxymethamphetamine/ekstasi) ternyata mampu meredakan kegelisahan seperti yang dialami pasien PTSD.
“Pada responden yang sehat, MDMA bisa meringankan efek memori buruk. Hal ini diharapkan terjadi pada pasien PTSD yang sedang menjalani sesi terapi. Para pasien diharapkan bisa melewati trauma masa lalunya dan tidak lagi dilingkupi emosi negatif. Kendati begitu, kami perlu mengujinya pada pasien PTSD sungguhan,” kata Robin Carhart-Harris, peneliti.
Dosis pemakaian psikedelik psilocybin
Dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh Institute of Psychiatry, Psychology & Neuroscience di King’s College London, Inggris, para peneliti telah menemukan bahwa obat tersebut dapat diberikan dengan aman dengan dosis 10 mg dan 25 mg.
Dalam dosis tersebut, zay psilocybin tidak hanya baik untuk meredakan gangguan yang resisten terhadap pengobatan, tetapi juga tidak memiliki efek samping jangka pendek atau jangka panjang pada orang sehat.
Hasil dari penelitian ini merupakan langkah pertama yang penting bagi para ahli untuk membuktikan keamanan dan kelayakan psilocybin sebagai pengobatan beserta terapi bicara untuk berbagai kondisi, termasuk depresi yang resistan terhadap pengobatan (TRD) PTSD.
Psilocybin adalah senyawa psikedelik alami yang diproduksi oleh ratusan spesies jamur. Dikenal sebagai pemicu pengalaman halusinogen yang mendistorsi realitas. Obat tersebut telah dikonsumsi untuk tujuan spiritual dan rekreasi selama ribuan tahun.
KOMENTAR ANDA