ilustrasi bayi lucu/net
ilustrasi bayi lucu/net
KOMENTAR

FASE tumbuh kembang anak tak hanya pada tinggi dan berat badan. Kemampuan berbicara juga satu dari tahapan penting yang harus diperhatikan orang tua terhadap buah hati mereka. 

Tiap anak memiliki kemampuan berbicara berbeda. Ada yang cepat dan bahkan lama untuk bisa merangkati kata saat hendak berbicara. Anak kesulitan untuk menyampaikan apa yang diinginkannya dalam bentuk lisan walaupun sudah menginjak usia hampir dua tahun. 

Sehingga para orang tua rasanya wajib tahu apa yang menyebabkan sang anak mengalami hal tersebut sejak dini. 

 "Sebenarnya bisa di deteksi sejak awal. Misal pada bayi umur 2 bulan apabila tidak merespons interaksi dengan orang tua harus diwaspadai. Ini artinya ada sesuatu yang harus diwaspadai," kata Spesialis Neurologi Anak, Irawan, dilansir dari Youtube, Selasa (11/7). 

Pada bayi 8 bulan, dia menyarankan agar orang tua memanggil nama anak dan perhatikan responnya. Biasanya pada anak yang normal jika dipanggil akan menengok.

Sementara, bagi bayi berusia 18 bulan seharusnya sudah bisa mengucapkan 20 kata yang jelas dan bisa dimengerti semua orang. 

"Ini menjadi rambu-rambu orang tua apakah ada keterlambatan atau tidak pada si anak dalam berbicara," ujarnya. 

Secara normal, anak mulai mengucapkan kata-kata pertama mereka sekitar usia 1 tahun dan mulai membentuk kalimat sederhana pada usia 2 tahun.

Anak-anak dengan speech delay mungkin memiliki keterlambatan dalam berbagai aspek bahasa, termasuk pengucapan kata-kata dengan jelas, pemahaman kata-kata dan kalimat, serta kemampuan memproduksi kalimat yang terstruktur dengan baik.

Adapun anak yang tidak bisa bicara umumnya disebabkan oleh kondisi gangguan pada pendengaran, autisme, gangguan pada otak, dan gangguan pada organ mulut yang membuat anak sulit melafalkan kata-kata.

Untuk mengetahui penyebab anak tidak bisa bicara dengan lancar, Anda perlu membawanya ke dokter anak agar segera mendapat penanganan.

Diapun menyarankan agar anak tidak speech delay, saat hamil agar ibu tidak stres dan memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. 

"Stimulasi anak setiap bangun dan akan tidur dengan mengajarkan ucapan bagian tubuh dan ajaklah anak bernyanyi. Terapkan stimulasi motorik halus, sering merangsang anak tapi dengan tidak menyentuh. Kurangi screen time atau gadget, pastikan pada anak-anak dibatasi hanya 1 jam saja," tutupnya.




Nilai Rapor Menurun, Berikut Cara Ayah Bunda Menegur Si Kecil Agar Termotivasi

Sebelumnya

Mengatasi Kekhawatiran Orang Tua Saat Melepas Anak dari SD ke SMP

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting