PERSELINGKUHAN berdampak signifikan terhadap pernikahan. Ini adalah salah satu alasan utama perceraian pasangan. Luka dan rasa sakit yang ditimbulkannya seringkali bertahan lama. Bahkan, dampak perselingkuhan orang tua bagi anak juga bisa sangat buruk.
Banyak orang tua yang mungkin merasa anaknya belum mengerti apa-apa. Padahal, anak tentu bisa merasakan jika hubungan orang tuanya sedang tidak baik-baik saja. Termasuk ketika ada orang ketiga atau terjadi perselingkuhan di antara orang tua mereka
Anak yang orang tuanya berpisah karena ada perselingkuhan juga akan merasa dikhianati. Mereka juga bisa jadi sulit percaya pada orang lain di masa depan.
Seperti ini dampak besar perselingkuhan yang dilakukan orang dewasa (orang tua) terhadap anak:
Risiko depresi
Mengetahui bahwa salah satu orang tua selingkuh dapat membuat mereka memikirkan kembali segala sesuatu tentang hidupnya. Hal ini membuat anak merasa tertekan, kehilangan kepercayaan diri, dan motivasi. Lambat laun, sang anak bisa mengalami depresi.
Si kecil merasa ditinggalkan
Orang tua yang berselingkuh bisa membuat anak merasa ditinggalkan oleh hubungan emosional yang dimiliki kedua orang tuanya. Bahkan, hal ini bisa terjadi meski kedua orang tua memutuskan untuk mempertahankan pernikahan.
Ketika terjadi perselingkuhan, ikatan emosional pada orang tua biasanya hilang. Hal ini juga bisa dirasakan oleh anak, karena anak juga membutuhkan kehadiran emosional yang sama seperti kehadiran fisik.
Saat salah satu orang tua memutuskan untuk pergi dari rumah, anak-anak yang terbiasa dengan kehadiran kedua orang tua juga akan merasakan bahwa diri mereka terkatung-katung di tengah ketiadaan orang tua mereka.
Trauma berkepanjangan
Peluncuran Spare, memoar Pangeran Harry (38) di awal tahun lalu mengungkap betapa berat trauma yang dialami pemegang tahta kelima Kerajaan Britania Raya itu. Konflik dengan ayah, saudaranya, serta upaya mencegah sang ayah menikah lagi dengan orang yang diduga selingkuhannya, serta perilaku berisiko yang dijalaninya menggambarkan pahitnya hidup yang harus dijalani.
Trauma masa kecil itu, seperti ditulis The Sydney Morning Herald, 7 Januari 2023, memiliki ekor yang panjang. Trauma itu dimulai jauh sebelum kematian sang ibu, Lady Diana, saat anak-anak terseret dalam perselisihan orang tua.
Kumpulan trauma itu bisa membuat anak melakukan hal-hal berisiko, seperti mengonsumsi zat terlarang, seks bebas, hingga melakukan pelanggaran berbagai norma. Hal ini dilakukan demi menutupi rasa sakit dikhianati orang tua.
KOMENTAR ANDA