VIRAL seorang ibu membagikan pengalaman balitanya yang mengalami kriptorkismus. Sejak lahir, sang bayi sudah menjalani perawatan dan observasi selama enam bulan. Namun hingga usia anak dua tahun, kriptorkismus pada anak tak kunjung membaik. Akhirnya, dokter memutuskan agar anak tersebut menjalani operasi untuk memperbaiki kriptorkismus tersebut.
Kriptorkismus adalah kondisi testis yang tidak turun ke skrotum atau kantong buah zakar. Dalam beberapa kasus, testis tidak pindah ke posisinya yang tepat sehingga memengaruhi kesuburan di masa mendatang.
Masalah ini sebenarnya cukup langka, terjadi pada sekitar 3 dari 100 atau sekitar 1 dari 20 bayi laki-laki. Adapun beberapa faktor risiko yang meningkatkan kondisi ini adalah lahir prematur, berat badan lahir rendah, dan memiliki anggota keluarga dengan riwayat yang sama.
Bayi yang mengalami kriptorkismus sebagian besar tidak menunjukkan adanya tanda fisik yang mencolok. Biasanya, testis yang tidak turun baru bisa terdeteksi saat dilakukan pemeriksaan. Tenaga medis bisa merasakan keberadaan testis bayi pada skrotum, atau lewat pemeriksaan rontgen dan MRI, mungkin akan terlihat testis berada di dalam panggul.
Jika kondisi ini tidak dikoreksi, maka dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti:
1. Infertilitas. Komplikasi ini yang paling umum terjadi jika kedua testis tidak turun.
2. Risiko kanker testis. Risiko ini biasanya akan meningkat pesat pada usia 30 atau 40 tahun. Maka itu, pria dengan testis yang tidak turun perlu melakukan pemeriksaan testis sendiri setiap bulan untuk memastikan ada atau tidaknya tanda-tanda kanker testis.
3. Hernia inguinalis. Kondisi ini terjadi saat area di bagian dinding perut bagian bawah atau kanalis inguinalais melemak, sehingga usus bisa masuk ke bagian tersebut.
4. Torsi testis. Kondisi ini terjadi saat posisi testis terpelintir sehingga menyebabkan nyeri luar biasa dan penurunan suplai darah ke testis.
5. Stres emosional. Skrotum yang kosong dapat menyebabkan gangguan emosional pada anak laki-laki dan juga pria dewasa.
Kondisi testis yang tidak turun memang terbilang cukup langka. Namun ini bisa menjadi kondisi serius, terutama setelah bayi menginjak dewasa. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa kondisi fisik si kecil secara rutin, sehingga jika ditemukan adanya tanda testis tidak turun, dokter bisa segera menyarankan perawatan yang tepat.
KOMENTAR ANDA