Ayat Masoud dan suami, pemilik Ayat Restaurant di Brooklyn, Amerika Serikat/Net
Ayat Masoud dan suami, pemilik Ayat Restaurant di Brooklyn, Amerika Serikat/Net
KOMENTAR

ADA banyak cara untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina, salah satunya memperkenalkan masakan khas agar perhatian penikmat kuliner tertuju pada negara yang tidak henti-hentinya ‘tertindas’.

Belakangan ini, makanan khas Timur Tengah, khususnya Palestina, semakin popular di kalangan penduduk New York, khususnya mereka yang tinggal di wilayah Brooklyn. Sebuah restoran yang menyajikan masakan Khas Palestina, Ayat Restaurant, hadir sejak Oktober 2020 di Third Avenue di Bay Ridge, Brooklyn.

“Saya 100 persen orang Palestina. Orang tua saya lahir di Yerusalem. Saya besar dan mempelajari resep tradisional dari ibu yang juga belajar dari orang tuanya. Saya anak bungsu dari 9 bersaudara, jadi setiap hari makan besar di rumah,” kata Ayat Masoud, sang pemilik restoran, seperti dikutip dari Voice of America (VOA).

Makanan seperti mansaf, m’sakhan, fatat jaj, disajikan bergaya khas Palestina, yaitu piring besar yang sangat penuh dan padat dan cocok untuk disantap bersama-sama.

Saat dibukanya restoran ini, Ayat muncul dengan mengumumkan perlawanan warga Palestina, tepat di trotoar di mana dekorasi tulisan Arab yang berarti akhiri pendudukan dan tanda perdamaian, dicetak di beton.

Di atas tembok, serta kisi-kisi jendela yang terbuka, misi restoran ditulis dengan sapuan cat semprot merah, hijau, dan hitam, khas bendera Palestina. Lalu dituliskan: “Shawarma. Bola goreng terbuat dari buncis. Makanan Jalanan Palestina”.

“Tidak semua warga Amerika paham mengenai konflik Israel-Palestina. Lewat restoran ini, aku ingin tingkatkan kesadaran soal penderitaan rakyat Palestina. Ini adalah murah wajah perempuan Palestina. Di baliknya kamu bisa lihat, ia memperlihatkan perjuangan dan kesedihan yang ia alami dari identitasnya sebagai perempuan Palestina. Kamu bisa lihat ada tentara Israel di sini, yang sangat mudah ditemukan di setiap jalan dan checkpoint antar desa,” ujar Ayat sambil menunjukkan mural-mural cantik yang menggambarkan suasana Palestina.

Lidah warga lokal mulai mengenali cita rasa Palestina. “Sungguh luar biasa. Mungkin hummus terbaik yang pernah saya makan di Amerika. Baba ghanoush, tabbouleh, fatoosh, roti buatan sendiri yang luar biasa. Piring shawarma atau sandwich. Porsinya besar-besar, kami membawa pulang cukup banyak makanan. Jika Anda belum pernah mencoba makanan Palestina sebelumnya, silahkan coba sendiri! Anda tidak akan kecewa,” komentar seorang warga New York yang pernah mencicipi makanan Palestina di Ayat Restourant, seperti dikutip dari TripAdvisor.

Ayat selalu bermimpi untuk memperkenalkan hidangan tradisional Palestina seperti yang ia makan di rumah. Meskipun makanan jalanan khas Timur Tengah, seperti shawarma, kebab, falafel, dan hummus sangat popular di lingkungannya, namun ada beberapa resep tradisional yang kurang begitu terkenal.

Selain restoran, Ayat juga memiliki tiga kedai kopi Cocoa Grinder, Falahi Farms, toko kelontong dengan toko daging halal, toko kurma, zaitun dan bahan-bahan Timur Tengah lainnya, serta toko makanan gorengan Belgia bernama Fritebar.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Women