ilustrasi tampak depan hotel Ryugyong, Pyongyang, Korea Utara/net
ilustrasi tampak depan hotel Ryugyong, Pyongyang, Korea Utara/net
KOMENTAR

TURIS asing yang berkunjung ke Pyongyang, Korea Utara pasti tak asing dengan salah satu bangunan mewah bernama Ryugyong. Hotel mewah tetapi tidak pernah menerima satu pun tamu sejak selesai pembangunan.

Hotel ini memiliki ketinggian 1.080 kaki atau berlantai sebanyak 105 lantai. Bagi pelancong, bangunan ini jadi daya tarik tersendiri karena memiliki sejarah atau cerita yang penuh misteri. 

Hotel ini dijuluki juga sebagai Hotel of Doom karena dalam pembangunannya hotel ini mendapat beragam hambatan atau 'malapetaka' karena hingga hari ini hotel ini tidak dialiri listrik sejak selesai pembangunan. 

Dilansir dari berbagai sumber menerangkan, Hotel Ryugyong dibangun sejak 36 tahun lalu atau sekitar tahun 1987 silam. Salah satu penghambat awal pembangunan disebabkan permasalahan moneter yang dialami Korea Utara.

Ekonomi negara itu sangat bergantung kepada Uni Soviet karena jadi mitra dagang utama negara ini.

Kemudian, keunikan dari Hotel Ryugyong ini terletak di tengah kota dan bentuk bangunan menyerupai piramida. Pihak pengembang berhasil membangun kerangka hotel hingga tingkat paling atas di tahun 1992, namun tidak dengan bagian dalam bangunan.  

Hingga akhirnya kontraktor Mesir, grup Orascom, mengambil alih proyek tersebut dan menghidupkan kembali konstruksi pada tahun 2008. Dana yang dikeluarkan untuk menyelesaikan bangunan ini juga tidak sedikit, yakni sekitar US$2 miliar. 

Produk domestik bruto Korea Utara adalah sekitar $40 miliar, menurut data terbaru CIA's World Factbook. Itu membuat biaya penyelesaian bangunan sekitar 5 persen dari seluruh PDB negara.

Banyak media memberitakan bahwa sampai hari ini hotel tersebut masih paling mewah. Sedangkan hotel yang menerima tamu hanya Hotel Internasional Yanggakdo adalah salah satu yang terbesar jadi rekan Hotel Ryanggang.

 

 




Andi Arief Lewati Masa Kritis Setelah Transplantasi Hati: Sepenggal Kisah Inspiratif dari RS Apollo New Delhi

Sebelumnya

“Glancing” Picu Tren Digital Baru di Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Horizon