ilustrasi pekerja office/net
ilustrasi pekerja office/net
KOMENTAR

SETIAP pekerjaan tentu memiliki beban hingga berisiko terhadap kesehatan mental bagi yang menjalankan. Terlebih, banyak pekerja memilih cuek atau tak ambil pusing karena alasan kebutuhan hidup. 

Meski begitu, pekerjaan yang bisa membuat seseorang merasa menderita dan kesepian akan menambah tingkat stres  bagi yang menjalankan pekerjaan tersebut. 

Seperti yang dilaporkan CNBC Make It, dalam studi yang dilakukan peneliti Harvard menyebutkan bahwa pekerjaan yang minim interaksi sosial positif dapat membuat seseorang tidak merasa bahagia dan kesepian. 

Dalam catatannya, sejak 1983 silam dilakukan penelitian terhadap kesehatan lebih dari 700 peserta dari seluruh dunia didapatkan hasil dari interaksi sosial yang positif adalah hal utama yang bisa membuat seseorang bahagia sepanjang hidup mereka. Hal ini juga berlaku dalam pekerjaan.

"Ini adalah kebutuhan sosial yang harus dipenuhi dalam seluruh aspek kehidupan kita. Selain itu, jika Anda sering bersosialisasi dengan orang lain, Anda akan merasa lebih puas dengan pekerjaan dan akan bekerja lebih baik," kata profesor psikiatri di Harvard Medical School, Robert Waldinger.

Pekerjaan yang paling minim interaksi sosial, didapatkan hasil dari sebagian besar pekerjanya tidak bahagia adalah sopir truk, petugas keamanan malam, kurir pesan-antar makanan daring, ritel daring, hingga karyawan gudang yang bekerja sangat cepat.

Minim interaksi sosial, menurut Waldinger disebabkan pekerja dituntut untuk bekerja dengan cepat dan mandiri sehingga mereka tidak memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Namun, kesepian tidak hanya menimpa mereka yang bekerja sendirian. Orang dengan pekerjaan sosial yang sibuk pun juga bisa merasa terisolasi jika mereka tidak memiliki interaksi yang positif dan bermakna dengan orang lain, salah satu contohnya adalah customer service.

"Kami tahu bahwa orang-orang customer service sering kali sangat tertekan oleh pekerjaan mereka, terutama ketika mereka berbicara di telepon sepanjang hari dengan orang-orang yang penuh emosi," katanya.

Seiring dengan hal tersebut, para peneliti juga menemukan bahwa meluangkan waktu untuk bersosialisasi di tempat kerja, seperti mengobrol ringan dengan rekan kerja terbukti dapat memulihkan dan membantu meringankan perasaan kesepian dan ketidakpuasan para pekerja.

 




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News