MAKA menangislah!
Kita tidak akan dipandang lemah atau remeh disebabkan jatuhnya air mata yang macam begini. Bahkan dengan tangisan seperti ini kita akan memperoleh pengalaman luar biasa menyelami syahdunya air mata yang diliputi keindahan.
Perempuan itu akhirnya tidak hanya menangis di dalam hati. Kini air matanya juga mengalir, tetapi dirinya justru merasakan kelegaan di dada, dan bahkan mengalami suatu pengalaman tentang keindahan yang tidak terduga.
Dahulu, orang tua mengajarkannya menyembunyikan air mata, atau cukup dalam hati saja. Kini, perempuan tersebut malah menemukan air mata yang menyejukkan hati, yang membuatnya kuat dalam keindahan cinta Ilahi.
Karena memang air mata tobat memiliki nilai keberkahan yang sangat besar. Dalam Islam, air mata yang jatuh karena tobat dianggap sebagai sarana penyucian jiwa. Air mata tersebut menghapus dosa-dosa dan membersihkan hati dari kegelapan.
Abdul Nawwarah dalam buku Tetes-Tetes Air Mata Taubat (2009: 36) menerangkan:
Al-Junaid berkata bahwa tobat ini adalah jika orang melupakan dosa dan tidak mengingatnya lagi untuk selamanya, karena orang yang tobatnya telah sah (benar), dia akan menjadi pecinta Allah Swt. Dan barangsiapa yang mencintai Allah, maka dia akan melupakan hal selain Zat-Nya.
Dzul Udzunain menceritakan bahwa Anas bin Malik mengatakan, “Tobat ini adalah tobat di mana pelakunya akan selalu memiliki air mata yang terus mengalir dan hati yang memberontak dari kemaksiatan.”
Air mata tobat merupakan ekspresi tulus dari penyesalan dan kesedihan hati yang muncul ketika seseorang menyadari dosa-dosanya. Selain itu, air mata tobat juga mencerminkan hati yang berontak sehingga menjauhi kemaksiatan dan mempunyai semangat baru untuk meraih keindahan hidup dalam petunjuk agama.
Keberkahan dan kekuatan penyucian yang besar dalam menghapus dosa-dosa juga menjadi keutamaan dari air mata tobat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kelanjutan air mata tobat, sebagai simbol kehati-hatian agar terhindar dari dosa-dosa dan memelihara kepekaan hati supaya terjauh dari kemaksiatan.
Betapa indahnya air mata tobat, sebab yang kita dapatkan adalah cinta yang tertinggi, yakni cinta Ilahi. Sehingga tidak ada lagi cinta yang lain, karena cinta Ilahi sudah mengantarkan kepada keindahan yang menawan hati. Tidak ada lagi daya tarik kemaksiatan, sebab godaan itu telah dipadamkan oleh air mata tobat.
Nabi Muhammad saw. mengingatkan kita jangan berputus asa dengan rahmat Allah, bahwa ampunan atas dosa-dosa masih saja terbuka selama air mata tobat masih mengalir. Inilah air mata yang diliputi keindahan sejati, mengingat air mata ini bukanlah kelemahan, melainkan ketangguhan hati untuk meraih keutamaan sebagai hamba Allah.
Nasaruddin Umar dalam bukunya Menuai Fadhilah Dunia, Menuai Berkah Akhirat (2014: 259) menjelaskan:
Dalam Al-Qur’an Tuhan melarang hambanya berputus asa (la taqnatu min rahmatillah). Sebesar apa pun dosa dan maksiat itu jika datang dengan tobat sepenuh hati (taubatan nashuha), maka jaminannya Tuhan akan menemuinya dengan wajah al-Ghafur, al-Rahman, al-Rahim, dan al-Lathif.
Bahkan ada hadis Nabi saw., “Allah lebih senang mendengar ratapan istighfar seorang pendosa ketimbang gemuruh tasbihnya para ulama.” Ada ulama yang mengilustrasikan pemandangan spiritual ini dengan mengatakan, “Air mata tobat bisa memadamkan api neraka.”
Ungkapan bahwa “air mata tobat bisa memadamkan api neraka” mengandung keyakinan atas melimpahnya ampunan dari Allah bagi hamba-Nya yang bertobat dengan tulus. Air mata tobat merupakan simbol dari pengampunan Allah dan transformasi jiwa yang terjadi saat seseorang dengan sungguh-sungguh kembali ke jalan kebenaran. Sehingga, air mata tobat itu menjauhkan dirinya dari dosa-dosa juga menghindarkannya dari neraka.
Munculnya ungkapan air mata tobat yang memiliki kemampuan untuk memadamkan api neraka bukan semata-mata karena sifat fisiknya, tetapi lebih karena kualitas dan ketulusan tobat itu sendiri. Untuk orang yang bertobat dengan benar, maka api neraka tidak akan bisa menyentuh dirinya.
Air mata tobat yang mengalir indah sebagai hasil dari penyesalan yang tulus, kesedihan yang mendalam, dan tekad yang kuat untuk memperbaiki diri, merupakan bukti kesungguhan seseorang dalam kembali kepada Allah. Oleh karena itu, Allah memberikan rahmat dan pengampunan yang luar biasa terhadap hamba-hamba-Nya yang sungguh-sungguh bertobat.
Pada kondisi batin yang sangat mendalam maka wajarlah air mata tobat itu berjatuhan, dan hati orang tersebut akan mengalami fase keindahan yang tak terlukiskan.
Jangan pernah malu menangis pada momentum yang menakjubkan ini, karena itu berarti kita sedang berada dalam naungan cinta Ilahi.
KOMENTAR ANDA