BANYAK studi yang mengatakan bahwa kesehatan gigi sangat erat kaitannya dengan penyakit pikun dan alzheimer di masa tua. Alzheimer adalah kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan akibat gangguan otak.
Sebuah penelitian terbaru dari Yamaguchi et al. (2023) memperkuat studi sebelumnya. Para peneliti menemukan hubungan antara gigi tanggal dan penyakit gusi dengan penyusutan volume otak di bagian kiri hipokampus. Bagian ini dianggap bertanggung jawab dalam pembelajaran dan memori.
Dijelaskan, penyakit gusi bisa membuat bakteri lebih mudah masuk ke aliran darah dan menyebabkan pengaruh buruk ke berbagai organ, termasuk otak. Selain itu, kemungkinannya semakin banyak gigi tanggal dan penyakit gusi juga bisa memengaruhi pola makan seseorang dan asupan gizi ke otak.
Gejala Alzheimer umumnya dimulai dengan mudah lupa, sulit membuat keputusan, sering tersesat di tempat tidak asing. Penderita juga kerap mengalami gangguan kecemasan dan suasana hati, juga perubahan kepribadian, seperti mudah curiga dan agresif.
Jika kondisinya sudah parah, orang dengan Alzheimer bisa mengalami delusi dan halusinasi.
Hal paling sederhana yang dapat dilakukan untuk mencegah Alzheimer ini adalah merawat kesehatan gigi. American Dental Association (ADA) menyarankan untuk menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi mengandung fluoride. Bisa juga menggunakan benang untuk membersihkan gigi hingga ke sela-sela, mengonsumsi makanan sehat, memeriksa gigi ke dokter secara teratur.
Jika menggunakan gigi palsu, lepaskan terlebih dulu lalu dibersihkan dan keluarkan setiap empat jam sekali untuk menjaga lapisan mulut tetap sehat.
Segera hubungi dokter apabila mengalami demam, wajah dan rahang bengkat, atau kesulitan bernapas dan menelan. Bisa juga bila gigi berwarna lebih gelap dan terasa sakit saat makan.
Ketika mengalami gigi patah atau tanggal, bilas mulut dengan air hangat. Bila sampai berdarah, cobalah menggigit sepotong kain kasa atau kantong teh basah selama sekitar 10 menit atau hingga perdarahan berhenti.
Berikan asetaminofen bila terasa sakit, namun jauhi ibuprofen atau aspirin karena dapat menyebabkan cedera, lebih banyak berdarah, dan memar.
KOMENTAR ANDA