KOYO KB merupakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. Koyo KB sebenarnya sudah lama diproduksi dan dipakai sebagai salah satu pilihan alat kontrasepsi, hanya saja belum banyak ibu yang mengetahui. Dan belakangan, alat kontrasepsi ini viral di media sosial.
Penggunaan Koyo KB dianggap lebih mudah dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain seperti spiral, IUD, suntik, ataupun implant. Koyo KB digunakan hanya dengan cara menempelkannya di area tubuh.
Cara kerja Koyo KB
Koyo KB adalah jenis kontrasepsi yang mirip pil KB kombinasi, karena mengandung hormon estrogen dan progestin. Menurut dokter obgyn Dinda Derdameisya, Sp.OG FFAG, contraception patch memang berisi dua hormon kombinasi itu.
“Koyo KB bisa mencegah kehamilan dengan mentrasfer hormon estrogen dan progestin melalui kulit dan masuk ke aliran darah. Cara kerjanya memang mirip pil KB, tapi efeknya lama, jadi tidak langsung bekerja. Dia (koyo) ditempel di permukaan yang berlemak, seperti perut atau punggung. Tujuannya, supaya masuk ke dalam sirkulasi pembuluh darah, tapi dengan cara topical atau ditempel pada permukaan kulit,” papar Dinda.
Mengutip dari Web MD, hormon di dalam koyo bisa mencegah ovarium melepaskan sel telur, mengentalkan lendir serviks untuk menghentikan pergerakan sperma dan mempersulit proses implantasi di dalam rahim.
Efektivitas Koyo KB
Alat kontrasepsi ini memiliki efektivitas hampir 99 persen bila digunakan sesuai petunjuk. Artinya, 1 dari 100 ibu yang menggunakannya mungkin akam hamil dalam setahun. Namun pada kenyataannya, kesalahan penggunaan bisa menurunkan efektivitasnya hingga 91 persen.
Cara menggunakan Koyo KB
Untuk menjaga efektivitasnya, sangat disarankan menggunakan koyo yang baru. Kemudian, ikut langkah-langkah ini:
- Tempelkan di kulit yang bersih dan kering, lalu tahan setidaknya 10 detik saat menempelkan.
- Pilih tempat yang berbeda setiap kali menempelkan Koyo KB. Bila terlepas, coba aplikasikan kembali.
- Bila tidak menempel sepenuhnya, gunakan Koyo KB yang baru.
- Hanya gunakan satu koyo dalam satu waktu.
- Apabila sering terlepas, gunakan kondom atau alat kontrasepsi cadangan lainnya selama seminggu untuk mencegah kehamilan.
Kontraindikasi Koyo KB
Ternyata, tidak semua ibu bisa menggunakan alat kontrasepsi ini, lho. Seperti dikutip dari Mayo Clinics, ada 12 kondisi yang perlu dikonsultasikan ke dokter jika ingin memakainya:
- Usia 35 tahun atau di atasnya dan merokok.
- Memiliki riwayat serangan jantung, stroke, atau tekanan darah tinggi yang parah.
- Memiliki riwayat pembekuan darah.
- Memiliki riwayat kanker payudara, rahim, atau hati.
- Berat badan lebih dari 90 kilogram.
- Memiliki penyakit migrain dengan aura.
- Memiliki komplikasi diabetes yang terkait ginjal, mata, saraf, atau pembuluh darah.
- Mengalami perdarahan di vagina yang tidak diketahui sebabnya.
- Mata atau kulit kuning (jaundice) selama kehamilan atau pernah mengalaminya sebelum menggunakan alat kontrasepsi hormonal.
- Akan menjalani operasi besar dan tidak akan leluasa bergerak.
- Sedang mengonsumsi obat atau suplemen herbal.
- Sensitif terhadap kandungan Koyo KB.
Penggunaan Koyo KB bisa dilakukan selama 3 minggu, karena banyak orang berhenti menggunakannya di minggu keempat. Perlu berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami haid saat tidak memakai koyo di minggu keempat atau sebalinya. Atau, jika ibu sedang menyusui dan pernah mengalami keguguran.
Perlu diingat, Koyo KB bisa menjadi alat kontrasepsi tapi tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
KOMENTAR ANDA