KOMENTAR

SUDAHKAH kita memahami hakikat kaya yang sejati?

Banyak orang berstatus ekonomi kelas atas tapi tidak bisa menikmati hidupnya. Kekayaan membuatnya stres dan sulit menikmati hidup. Waktu bersama keluarga hampir tidak ada. Yang bisa dilakukan hanyalah memastikan anak-anak terjamin fasilitasnya dan tidak kekurangan sedikit pun. Tak peduli mereka menjadi manja dan tumbuh tanpa mengenal empati dan welas asih.

Namun banyak pula yang berada di kelas menengah atau bahkan kelas bawah, tapi wajahnya selalu tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak. Kehidupan berjalan apa adanya, semampunya, tidak ada kamus memaksakan diri.

Tidak banyak di antara kita menyadari bahwa hakikat kaya adalah ketika hati kita merasa tercukupi dengan segala nikmat yang Allah berikan kepada kita. Itulah yang terbaik bagi kita, Dan itu yang harus kita sadari.

Banyak contoh di sekitar kita, mendadak memiliki banyak uang sementara tak punya kecerdasan untuk mengelolanya, maka habis dalam sekejap. Itu berarti orang yang diberi banyak nikmat tapi malah terjerumus pada kebinasaan.

Jika bersyukur, kita menjadi kaya.

Karena kita mampu memanfaatkan apa yang kita miliki untuk mencukupi kehidupan kita. Tidak berlebihan, namun juga tidak kekurangan. Kita bisa berkumpul bersama menikmati hari demi hari dengan penuh kebahagiaan.

Ketika kita bersyukur, maka kita akan taat kepada Allah. Dan ketika kita mengingkari nikmat Allah, maka kita menjauhkan diri barakah Allah.

Memang betul, biaya hidup manusia semakin lama semakin besar. Tapi manusia pun dianugerahi akal untuk bisa mengelola kehidupannya agar tidak terjerumus besar pasak daripada tiang.

Bersyukurlah, maka kita akan terkejut betapa kita bisa berdiri tegak dengan kekurangan yang ada.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur