Bersabar dan bertawakallah, karena Allah selalu memberikan senyum di antara tangisan/Net
Bersabar dan bertawakallah, karena Allah selalu memberikan senyum di antara tangisan/Net
KOMENTAR

HIDUP tak selamanya berjalan mulus. Bahkan banyak pendapat yang mengatakan bahwa dalam menjalani kehidupan dibutuhkan masalah agar tahu bahwa setiap manusia diberikan kekuatan. Diperlukan sebuah pengorbanan agar kita tahu bagaimana cara bekerja keras. Dibutuhkan pula air mata supaya tahu bagaimana cara meredam hati. Dan, dibutuhkan cela agar kita paham bagaimana menghargai.

Terlepas dari segala kelakuan dan antisipasi manusia, Al-Qur’an memandang musibah sebagai ketentuan yang telah digariskan oleh Allah Swt, takdir yang telah digariskan. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 51, yang artinya:

“Katakanlah: Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.”

Dalam ayat ini Allah menegaskan, bahwa setiap peristiwa yang terjadi semuanya telah digariskan Allah dan hanya kepada Allah kita berlindung.

Beratnya masalah yang dihadapi, terkadang bukan karena besarnya masalah tersebut namun sangat mungkin karena manusia terlalu lama larut dalam kesedihannya. Contohnya saja ketika memegang gayung berisi air, sebenarnya tidak berat, tetapi karena terlalu lama memegang, maka berat itupun akan terasa.

Belajar untuk segera bangkit dan menyadari bahwa waktu terus berjalan dan ada masa depan yang lebih baik telah menanti. Allah akan gantikan kedukaan dengan kebahagiaan. Begitu pula, akan ada keajaiban setelah kesulitan yang dirasakan.

“Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Qs al-An’am: 17)

Ketika seorang hamba dapat memahami sebuah kebaikan di dalam sebuah musibah, ia akan menganggapnya sebagai rahmat. Banyak hikmah yang dapat dipetik darinya dan menjadikannya sebagai pembelajaran sekaligus bahan muhasabah diri kepada Allah Swt.

Di sini, bagaimana sebagai hamba-Nya kita pandai mengubah musibah menjadi hikmah, mengubah ujian menjadi pelajaran, dan mengubah segala cobaan menjadi keajaiban?

  1. Ridhalah atas takdir yang hadir.
  2. Sabarlah menerima kenyataan yang telah Allah Swt gelar.
  3. Temukan hikmah di balik musibah.
  4. Carilah jalan keluar dengan hati yang tegar.
  5. Perbanyaklah doa dan sujud, hingga harapan baru terwujud.
  6. Segeralah bertaubat, agar Allah segera mendatangkan nikmatnya.

Semoga segala keberkahan, keluasan hati, dan kelapangan pikiran Allah limpahkan kepada umat-Nya yang mampu memenangkan dan mengubah musibah menjadi hikmah.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur