BAGAIMANA cara pengasuhan anak adalah hak orang tua. Tapi, tidak jarang orang tua memiliki asumsi aneh yang justru ‘menyesatkan’ anak. Asumsi-asumsi tersebut semakin berkembang hingga bisa diturunkan kepada anak-anak mereka saat kelak berumah tangga.
Ihsan Baihaqi Bukhori, seorang parenting booster sekaligus content creator mengatakan, ada empat asumsi aneh dalam pengasuhan anak yang seringkali dipakai oleh para orang tua. Lebih aneh lagi, asumsi itu diturunkan kepada anak cucu, sebagai warisan yang salah.
1. Anak sedang mencari jati diri, biarkan ia mencarinya sendiri
Percaya atau tidak, ada saja orang tua yang berasumsi demikian. Anak memerlukan ruang tersendiri untuk mencari jati dirinya, jadi biarkan saja mereka menemukannya sendiri.
Memang, sebagai orang tua penting untuk memberikan kebebasan kepada anak untuk menjadi apa yang diinginkan, tetapi tidak berarti melepaskannya begitu saja. Anak tetap memerlukan bimbingan, pendampingan dari orang tua, yang fokus untuk mengarahkan dan ‘membenarkan’ jika dalam pencarian tersebut ada salah perilaku atau tindakan.
“Iya jika ketemu jati diri yang baik, kalau yang jelek? Jangan biarkan anak cari sendiri, dong! Mari berlelah membentuknya, jika dibiarkan mencari sendiri, tugas orang tua apa, dong? Hanya kasih nafkah, makan dan minum? Kalau begitu, hewan pun bisa,” tulis Ihsan yang akrab disapa Abah Ihsan, dalam postingan di akun Instagram pribadinya.
2. Jangan terlalu banyak dilarang, biar anak tidak kaget
Lagi-lagi asumsi yang mengerikan jika benar diterapkan dalam pengasuhan anak. Memang, di usia remajanya anak paling tidak suka dilarang, karena akal serta pikiran mereka terbilang ‘liar’, paling penasaran dengan hal-hal yang dilarang.
Tapi yakin tidak akan melarang mereka? Kalau terjerumus dengan penggunaan obat-obatan terlarang, atau perilaku seks menyimpang, bagaimana?
Ayah Bunda, kendali tetap ada di tangan kalian. Alih-alih tidak melarang, orang tua bisa membentengi anak dengan pendidikan agama yang kuat. Atau, damping mereka saat mencoba hal-hal baru. Berikan pengertian sedetil mungkin agar jangan sampai salah langkah.
3. Anak kita sudah besar, tahu mana yang baik dan buruk
Yakin nih? Coba lihat pada diri Ayah Bunda sendiri, apakah tidak pernah salah dalam mengambil sebuah keputusan? Apakah selalu benar dalam menentukan pilihan?
Baik dan buruk tidak bisa diukur dari besar atau kecilnya tubuh anak, tetapi dari kematangan pikiran. Bisa jadi tubuh anak dan usianya sudah besar, tetapi belum tentu ia memiliki kedewasaan dalam cara berpikir.
4. Biarkan anak nakal sekarang, nanti besarnya pasti bosan bikin ulah
Waduh, asumsi apalagi ini, ya? Yakin nantinya jika sudah besar anak tidak akan berbuat hal-hal yang tidak melanggar hukum? Bisakah orang tua menemukan penelitian atau apapun yang membuktikan asumsi ini benar?
Orang tua, pilihan pengasuhan anak memang ada di tangan kalian. Tetapi bukan berarti anak dijadikan bahan percobaan dengan mengatakan, ‘lihat saja hasilnya nanti’.
Sekali lagi, anak perlu pendampingan, anak tetap memerlukan arahan dari kedua orang tuanya. Tidak ada yang salah memberikan kebebasan kepada anak, tetapi tetap damping dan arahkan mereka dalam setiap keputusan-keputusan penting dalam hidupnya.
KOMENTAR ANDA