SATU anak asal Papua Tengah dikabarkan meninggal dunia akibat kelaparan. Dia menjadi satu di antara enam warga Papua tengah yang tidak dapat diselematkan karena kemarau panjang telah memicu kekeringan, sehingga masyarakat mengalami gagal panen.
Para korban meninggal usai mengalami lemas, diare, panas dalam, dan sakit kepala. Begitu dikatakan Bupati Puncak Willem Wandik dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/7).
“Bencana kekeringan telah menyebabkan enam orang meninggal dan kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak,” ujar Willem.
Pada awal Juni lalu, Papua Tengah mengalami fenomena langka gunung es yang menyebabkan tanaman ubi warga, yang merupakan makanan pokok warga setempat, menjadi layu dan busuk. Setelah itu, tidak turun hujan mengakibatkan terjadinya kekeringan.
Dalam hal ini, Kementerian Sosial RI mengaku akan menyiapkan lumbung penyimpanan bahan makanan. “Jarak antara distrik butuh waktu berhari-hari untuk mengambil bahan makanan. Maka, di sana disiapkan lumbung untuk menyimpan barang bantuan,” ucap Plt Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kemensos Adrianus Alla.
Menurut data Kemensos, ada 7.500 jiwa yang terdampak kekeringah. Imbasnya, mereka mengalami kelaparan lantaran gagal panen.
Di lain tempat, Presiden Joko Widodo menjelaskan, ada beberapa hal yang melatarbelakangi sulitnya pemberian bantuan kepada korban. Ia menekankan persoalan bahwa ada daerah di Papua Tengah sedang mengalami musim salju dan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh.
Permasalahan lain adalah terkait keamanan pendistribusian bantuan. Pesawat pengantar bantuan mengaku tidak berani turun karena alasan keamanan tersebut.
“Karena itu, saya tadi minta TNI untuk membantu mengawal. Di sana memang problemnya selalu seperti itu, medannya sangat sulit, pilot pesawat tidak berani turun, sehingga problem itu yang terjadi,” tutur Jokowi usai meresmikan Codetan Ciliwung di Jakarta, Senin (31/7).
Di sini Presiden mengaku telah memerintahkan jajaran kementerian dan lembaga terkait, serta pemerintah daerah di Bumi Cendrawasih tersebut untuk menangani dampak cuaca ekstrem itu secepatnya.
“Saya sudah perintahkan Menko PMK, Mensos, BNPB, dan pemda setempat untuk segera menanganinya secepat-cepatnya,” demikian Presiden.
KOMENTAR ANDA