NYERI TULANG belakang merupakan rasa nyeri yang terasa pada punggung, bahkan hingga ke bahu, pinggang, bokong, dan menjalar ke tangan atau kaki.
Penyakit ini sangat sering terjadi dan setidaknya, lebih dari 80 persen orang pernah mengalami dan mengeluhkan nyeri tulang belakang. Biasanya, nyeri tulang belakang dapat menghilang dengan cepat, namun pada beberapa orang rasa nyeri bisa berlangsung lebih lama.
Adapun nyeri tulang belakang menjadi tiga, yaitu akut. Nyeri ini berlangsung selama kurang lebih empat minggu. Sub-akut, di mana nyeri berlangsung selama empat sampai dengan 12 minggu. Dan kronis, nyeri ini berlangsung selama lebih dari 12 minggu.
Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi konsultan tulang belakang Mayapada Hospital Surabaya, dr. Rady Dwipayana, SpOT (K) menyarankan untuk tidak mengabaikan gejala nyeri tulang belakang.
Terutama, kata dr. Rady Dwipayana, jika rasa nyeri yang dialami berkepanjangan dan tidak kunjung pulih. Masyarakat Indonesia juga perlu tahu lebih lanjut bagaimana gejala, penyebab, dan cara-cara menangani penyakit nyeri tulang belakang.
Rasa nyeri seperti menusuk atau tersetrum listrik merupakan gejala yang biasa dirasakan penderita nyeri tulang belakang. Nyeri dapat dirasakan di punggung, bahu, pinggang, bokong, hingga tangan dan kaki saat sedang duduk, membungkuk, atau mengangkat benda berat.
Untuk itu, Anda juga perlu lebih waspada jika mengalami salah satu dari lima gejala seperti memiliki riwayat cedera tulang belakang, mengalami demam, merasa nyeri yang intens di area tertentu, mengalami gangguan fungsi saraf pada tungkai, otot, atau gangguan buang air besar dan kecil, serta berat badan menurun drastis tanpa sebab.
Lalu, mengapa nyeri tulang belakang bisa terjadi? Penyebab nyeri tulang belakang bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti cedera karena jatuh atau terbentur, pergerakan tubuh yang berlebihan, dan mengangkat benda berat.
Secara umum ada empat hal yang dapat menyebabkan terjadinya nyeri tulang belakang, yaitu:
• Kondisi sekitar tulang belakang seperti otot kaku, bantalan tulang belakang rusak, peradangan sendi, atau pengeroposan.
• Saraf terjepit karena pergeseran tulang belakang.
• Gangguan yang terjadi pada organ-organ dalam perut maupun panggul.
• Gangguan yang terjadi pada pembuluh darah.
Selain empat hal di atas, postur tubuh yang bungkuk dan beberapa kondisi fisik seperti kelainan tulang belakang, cedera, berusia di atas 30 tahun, obesitas, sedang dalam kondisi hamil, serta kebiasaan yang kurang baik seperti minim olahraga dan terbiasa mengangkat benda berat, menjadi beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya nyeri tulang belakang.
Pada beberapa kasus, nyeri tulang belakang dapat sembuh dengan sendirinya. Namun untuk kasus nyeri yang lebih berat, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi rasa nyeri.
Anda dapat mengkonsumsi obat pereda nyeri, pelemas otot, atau obat penenang maupun narkotik dapat diberikan tergantung tingkat keparahan nyeri dan setelah konsultasi ke dokter.
Fisioterapi, akupunktur, penggunaan korset atau penopang tubuh, serta latihan fisik juga dapat membantu meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot serta memperbaiki postur tubuh.
Selain itu, penanganan nyeri tulang belakang lebih lanjut dapat dilakukan melalui tindakan medis, seperti pemberian obat injeksi anti peradangan, ablasi radiofrekuensi untuk menghambat saraf yang merangsang rasa nyeri, hingga operasi tulang belakang.
Menurut dr. Rady Dwipayana, SpOT (K), operasi tulang belakang dilakukan jika nyeri tulang belakang tidak kunjung membaik dan jika memiliki kelainan struktur tulang belakang yang parah. Namun, penderita tulang belakang tidak perlu khawatir dengan tindakan ini.
"Seiring dengan perkembangan teknologi dalam dunia kedokteran, operasi pada tulang belakang kini dapat dikerjakan dengan luka sayatan yang jauh lebih kecil atau yang bisa disebut dengan minimal invasif," ujar dr. Rady Dwipayana dukutip Sabtu (5/8).
"Bagi pasien, bedah minimal invasif untuk nyeri tulang belakang sangat menguntungkan karena luka operasi sangat minim sehingga risiko kerusakan jaringan menjadi lebih kecil. Selain itu waktu operasi menjadi lebih singkat dan proses pemulihan bagi pasien menjadi lebih cepat," ujarnya.
Teknik bedah minimal invasif untuk mengatasi nyeri tulang belakang kini lebih modern karena dapat dilakukan hanya dengan membuat sayatan kecil (biasanya berukuran 0,5 cm) menggunakan alat mikroskop bedah atau endoskopi (teropong). Alat ini membantu dokter dalam melakukan proses pembebasan jepitan saraf dan pemasangan pen pada tulang belakang.
KOMENTAR ANDA