KECERIAAN adalah ekspresi kegembiraan dan kebahagiaan yang bersumber dari lubuk hati terdalam. Ini adalah perasaan yang tulus dan alami, tanpa embel-embel atau maksud tersembunyi. Saat hati seseorang murni, keceriaan akan menjadi cerminan dari keadaan batin yang positif.
Keceriaan membawa kebahagiaan dan memperkaya kualitas hidup. Keceriaan dapat membantu seseorang melihat sisi positif dalam situasi yang sulit dan menjalani hari-hari dengan semangat yang lebih baik. Ini juga dapat meningkatkan dukungan sosial, karena orang yang ceria cenderung memancarkan energi positif dan membina hubungan yang lebih kuat dengan orang-orang di sekitarnya.
Muhammad Ali al-Hasyimi pada bukunya Kepribadian Wanita Muslimah (2019: 189) menguraikan: berwajah ceria dan ramah adalah sifat baik yang didorong oleh Islam dan dianggap sebagai amal baik yang berpahala, karena wajah yang berseri mencerminkan jiwa yang murni. Kemurnian lahir batin ini adalah salah satu ciri khas muslim yang tulus. Karena itulah Nabi bersabda:
“Senyumanmu kepada saudaramu merupakan sedekah.”
Nabi Saw berwajah ceria, selalu menyapa para sahabatnya dengan hangat dan tersenyum setiap kali melihat mereka, seperti yang digambarkan sahabat mulia, Jabir bin Abdullah:
“Semenjak aku masuk Islam, Rasulullah tidak pernah menolak melihatku, dan beliau tidak pernah melihatku tanpa senyuman di wajahnya.”
Islam menghendaki ikatan persahabatan dan persaudaraan tetap kuat di antara kaum muslimin, sehingga Islam mendorong mereka menebarkan salam, berwajah ceria, berbicara lembut, dan menyapa orang dengan hangat, sehingga hati tetap murni dan terbuka, siap bekerja sama dalam kebaikan guna beramal saleh, serta mampu mengemban kewajiban Islam tak peduli sebesar apapun upaya dan pengorbanan yang diperlukan.
Nabi Muhammad ibarat magnet. Di manapun dirinya berada, orang-orang akan tertarik untuk mendekatinya. Keceriaan beliau menjadi salah satu kharisma yang luar biasa, sehingga orang yang sedang dirundung masalah besar menjadi nyaman berdampingan dengan beliau. Orang yang sedang kemalangan merasa beruntung berjumpa dengan Rasulullah. Keceriaan beliau adalah obat bagi hati yang nelangsa, penyejuk bagi jiwa yang merana.
Berikut ini adalah beberapa cara dalam membangun keceriaan yang bersumber dari kemurnian hati, di antaranya:
Pertama, senantiasa berhubungan secara tulus.
Orang dengan hati yang murni akan merasa senang dan gembira ketika melihat orang lain bahagia. Mereka tidak cemburu atau iri melihat kesuksesan orang lain. Sebaliknya, mereka senang dapat berbagi kebahagiaan bersama dan ikut merayakan keberhasilan orang lain.
Kedua, menghadapi persoalan dengan lapang dada.
Hidup tidak selalu berjalan mulus, dan setiap orang pasti menghadapi tantangan dan kesulitan. Orang dengan hati yang murni akan menghadapi rintangan dengan lapang dada dan sikap positif. Mereka tidak akan mudah putus asa atau terpuruk dalam kesedihan. Karena keceriaan yang tulus membantu mereka menghadapi masalah dengan semangat juang yang tinggi.
Ketiga, memberikan dukungan berupa kasih sayang.
Kemurnian hati berarti mampu memberikan dukungan berbingkai kasih sayang tanpa pamrih. Orang dengan hati yang murni akan dengan tulus membantu orang lain ketika dibutuhkan, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian. Keceriaan mereka adalah bukti bahwa mereka bahagia membantu orang lain tanpa pamrih.
Keempat, menjalin hubungan yang positif.
Keceriaan adalah daya tarik alami yang dapat memikat orang lain. Orang dengan hati yang murni akan menarik hubungan positif dan mampu menjalin hubungan harmonis dengan orang lain. Mereka tidak mencari konflik atau menjauhi untuk menyakiti perasaan orang lain.
Kelima, menularkan keceriaan kepada orang lain.
Keceriaan seumpama virus yang menular dengan sangat cepat. Ketika kita melihat seseorang yang ceria, itu dapat memicu kebahagiaan dalam diri kita sendiri. Orang dengan hati yang murni akan dengan senang hati menulari keceriaan dan kebahagiaan kepada orang-orang lain di sekitarnya.
Keceriaan adalah jendela ke dalam hati yang murni. Saat kita merasa bahagia, itu adalah cerminan dari keadaan batin yang positif dan tulus. Namun, keceriaan bukan berarti tidak akan mengalami kesedihan atau tantangan dalam hidup. Sebaliknya, keceriaan sejati datang dari kemampuan untuk tetap positif dan tulus dalam menghadapi segala hal, baik suka maupun duka.
Untuk mencapai kemurnian hati dan keceriaan yang sejati, kita harus memperbaiki diri dan menghilangkan prasangka buruk dalam pikiran. Melatih diri untuk bersyukur dan berfokus pada hal-hal positif dalam hidup juga dapat membantu kita mencapai keceriaan yang lebih dalam.
KOMENTAR ANDA