Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

SEKOLAH sudah berjalan hampir satu bulan, tetapi si kecil masih saja menggunakan ‘drama-drama nakalnya’ agar tidak ditinggal sendiri di sekolah. Jika dituruti, mereka tentu saja tidak akan mandiri dan tidak selamanya sekolah ‘membiarkan’ orang tua tetap berada di lingkungan sekolah selama proses kegiatan belajar mengajar.

Separation anxiety disorder (SAD) adalah gangguan kecemasan pada anak yang merasa sedih ketika berpisah atau ditinggal orang tuanya, meskipun hanya sebentar. Umumnya ini terjadi pada anak usia balita, tetapi saat anak mulai bersekolah ini akan nampak jelas. Anak mulai menangis dan tantrum saat harus ‘berpisah’ dari orang tua.

Memang bukan perkara yang mudah untuk menyelesaikannya, tetapi tidak pula bisa gegabah dengan diam-diam bersembunyi kemudian lari untuk pulang. Yang perlu dilakukan Bunda adalah:

  • Jangan tiba-tiba menyelinap

Saat Ayah atau Bunda, atau siapapun yang mengantar, tiba-tiba menyelinap dan pergi meninggalkannya, hati si kecil akan sangat hancur. Mereka akan merasa terjebak pada situasi yang tidak diinginkan. Bisa jadi ini akan menjadikannya trauma dan kemudian membuatnya tidak ingin kembali ke sekolah.

  • Pamitan singkat, tapi manis

Sebaiknya, berpamitanlah kepada anak. Katakan bahwa Bunda akan pulang sebentar, dan menitipkannya pada guru. Berikan ucapan penyemangat dan kecup keningnya agar ia yakin, bahwa Bunda selalu ‘menguatkannya’.

  • Jelaskan, Bunda akan ada di sekolah saat ia pulang

Berikan janji, bahwa Bunda akan kembali lagi dan ada di sekolah saat ia pulang. Jangan lewatkan kesempatan itu dengan orang lain sebagai pengganti Bunda menjemputnya pulang sekolah. Karena, itu akan membuat anak kehilangan kepercayaan pada Bunda.

  • Biarkan anak membawa mainan kesayangannya

Mainan kesayangan itu bisa membuat dirinya merasa tidak sendirian dan merasa akan selalu ditemani.

Cara lainnya, Bunda bisa meminta anggota keluarga yang lain untuk bergantian mengantarnya, sehingga anak tidak merasa bergantung. Dan sebisa mungkin, hindari terlambat menjemputnya.

Yang terpenting dari itu semua, tetap tenang dengan kondisi anak yang terkadang bisa tantrum ‘seenaknya’. Karena, sikap tenang Bunda akan menular pada anak. Berikan pengertian dengan cara terbaik yang Bunda bisa.




Mengajarkan Anak Usia SD Mengelola Emosi, Ini Caranya

Sebelumnya

Jadikan Anak Cerdas Berinternet Agar Tak Mudah Tertipu Hoaks

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting