Anak-anak perempuan di Somalia mengenyam pendidikan yang layak/VOA
Anak-anak perempuan di Somalia mengenyam pendidikan yang layak/VOA
KOMENTAR

SOMALIA mencoba bangkit dari keterpurukan lewat pendidikan, salah satunya dengan program Go 2 School. PBB yang diwakili oleh UNICEF menjadi salah satu pendukung utama program jangka panjang ini.

Tidak banyak yang tahu, Somalia adalah salah satu negara dengan jumlah pendaftar sekolah terendah di dunia. Dari sepuluh anak muda Somalia, hanya empat saja yang memutuskan untuk melanjutkan sekolah.

PBB yang diwakili oleh UNICEF menegaskan, masa depan Somalia akan ditentukan oleh pendidikan yang bermutu. Proyek ini akan menjadi obat pemulih paling mujarab bagi Somalia menghadapi trauma perang saudara yang tak berujung.

Salah satu tokoh penting yang peduli pada pendidikan anak-anak di Somalia adalah Hannan Abdulkadir Jimale. Ia adalah seorang pendiri Akademi Media Somalia yang sangat ambisius ingin mengangkat derajat perempuan Somalia, pada khususnya, lewat pendidikan digital yang kini menjadi hal nomor satu di dunia.

Beragam cara dilakukan Hanan, salah satunya dengan mengadakan seminar-seminar. Menurutnya, seminar tersebut sangat bermanfaat saat seseorang belajar cara membuat film.

“Selama proses pembuatan film, kombinasi antara elemen audio dan visual dapat menyampaikan pesan tertentu secara efektif kepada penonton. Menyaksikan sebuah film dapat membantu seseorang untuk memahami cerita yang mungkin mereka tidak pernah mengerti jika belum menontonnya,” kata Hanan.

Penelusuran Farah.id, salah satu gagasan penting yang menggerakkan karyanya adalah pendidikan anak perempuan. Dirinya sangat berharap dapat memberi inspirasi dan memberdayakan anak-anak perempuan di seluruh Somalia.

Jimale dibantu oleh Yusuf Abukar Ibrahim, direktur Akademi Media Digital Somalia. Yusuf mengungkap, hingga saat ini sudah lebih dari 50 murid telah mengikuti sesi pelatihan pembuatan film dan itu menimbulkan banyak perubahan.

“Selama pelatihan ini, kami membahas banyak topik berkaitan dengan pembuatan film, termasuk definisi, fungsi, dan peralatan yang digunakan. Kegiatan ini sangat bermanfaat dan berdampak positif, tidak hanya bagi kehidupan mereka tapi juga untuk komunitas yang lebih luas,” ujar Yusuf.

Terakhir, Hannan mengatakan, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mendidi anak perempuan adalah mengubah mind set masyarakat yang meyakini bahwa anak perempuan tidak mampu mempelajari dan mencapai hal-hal besar.

“Komunitas dapat membantu dengan membuat film yang meningkatkan kesadaran dan menyoroti potensi anak-anak perempuan untuk belajar, bekerja, dan mengendalikan kehidupan mereka,” demikian dia.




Menutup Tahun dengan Prestasi, dr. Ayu Widyaningrum Raih Anugerah Indonesia Women Leader 2024

Sebelumnya

Meiline Tenardi, Pendiri Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women