Banyak anak harus menjalani terapi uap karena mengalami sesak napas akibat udara yang buruk/Net
Banyak anak harus menjalani terapi uap karena mengalami sesak napas akibat udara yang buruk/Net
KOMENTAR

POLUSI udara yang semakin meningkat di kota besar, khususnya Jabodetabek, perlu segera dicari solusi jangka pendek dan panjangnya oleh semua pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah.

Apalagi, ada banyak dampak kesehatan dari polusi udara yang sangat cepat menyerang kelompok rentan, salah satunya adalah anak anak.

Sistem imun tubuh anak masih berkembang, polusi udara bisa menyebabkan berbagi masalah kesehatan berupa iritasi mata, tenggorokan, memicu penyakit alergi, infeksi saluran napas akut, hingga infeksi paru berat seperti Pneumonia.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan beberapa tips untuk mencegah keluhan saluran napas pada anak akibat paparan asap, yaitu:

- Kurangi aktivitas di luar rumah, banyak berada di dalam rumah. Tutup jendela dan pintu, serta paling banyak berada di ruangan yang paling sejuk di rumah.

- Jika menggunakan AC atau pendingin udara, atur  sirkulasi sehingga udara luar tidak terbawa masuk ke dalam ruangan. Tanyakan kepada petugas AC untuk mengetahui bagaimana caranya.

- Di dalam rumah, pastikan jumlah asupan cairan dan makanan anak terjaga untuk mencegah dehidrasi dan gangguan nutrisi.

- Tidak perlu menggunakan pakaian tebal jika anak berada di dalam rumah. Namun, jika beraktivitas di luar rumah, anak sebaiknya menggunakan pakaian yang menutup kulit, topi, kacamata, serta kenakan masker.

Lalu, Bagaimana jika anak sudah mengalami keluhan saluran napas?

“Jangan membeli obat batuk sembarangan, karena jika tidak tepat bisa memperburuk gejala. Jika keluhan memburuk dan menjadi sesak, jangan ragu untuk membawa ke rumah sakit,” kata dokter anak Vicka Farah Diba kepada Farah.id, Selasa (15/8).

Pada anak dengan asma, lanjut dr Vicka, pastikan sediakan obat inhaler untuk mengatasi serangan asma, terutama jika muncul keluhan batuk dan sesak. Pengobatan asma pada anak juga harus terus dilanjutkan mengikuti rencana pengobatan jangka panjang.

Apabila anak memiliki sakit paru yang menggunakan oksigen, Ayah dan Bunda tidak perlu mengubah setting pemberian oksigen jika tidak ada perburukan gejala. Jangan ragu untuk menghubungi dokter anak atau rumah sakit jika keluhan saluran napas pada anak terus berlangsung atau menjadi semakin berat.

“Healing keluar kota bisa menjadi alternatif solusi bagi sebagian keluarga yang mampu. Tetapi bila tidak memungkinkan, anjuran dari IDAI di atas dapat digunakan sebagai panduan orangtua,” tutup dr Vicka.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health