PENYAKIT jantung adalah kondisi ketika bagian jantung yang meliputi pembuluh darah jantung, selaput jantung, katup jantung, dan otot jantung, mengalami gangguan. Penyakit jantung bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti sumbatan pada pembuluh darah jantung, peradangan, infeksi, atau kelainan bawaan.
Penanganan penyakit jantung tergantung pada jenisnya. Metode pengobatannya bisa dengan perbaikan gaya hidup, pemberian obat-obatan untuk jantung, atau Tindakan operasi seperti operasi katup jantung atau transplantasi jantung.
Seperti yang terjadi pada pasien jantung berinisial II. Menurut penuturan dr Berlian Idriansyah, SpJP, FIHA, kepada Farah.id, pasien tersebut harus menjalani operasi prosedur Bentall sebagai tindak lanjut pengobatan penyakit jantung yang dideritanya.
Prosedur Bentall merupakan operasi jantung dengan tingkat kesulitan yang tinggi, di mana aorta ascendences (pembuluh darah keluar dari jantung) diganti dengan pembuluh darah buatan, disertai penggantian aorta. Arteri coroner juga direimplantasikan ke pembuluh darah buatan tersebut.
Pasien jantung ini harus menunggu selama 3 tahun agar bisa menjalani operasi/tangkapan layar Twitter @berlianidris
Proses operasi ini memang memakan biaya yang tidak sedikit. Alat-alat yang dipakaipun harganya bisa mencapai ratusan juta. Hal inilah yang kemudian dikeluhkan pasien, karena hampir tiga tahun ini ia menunggu untuk menjalani operasi, namun tidak kunjung dilakukan karena ternyata alat-alat yang diperlukan tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan. Dan tentu saja, jika diminta mandiri, pasien tidak memiliki cukup uang untuk itu.
“Saya sudah sering masuk ke rumah sakit, tidak kuat sesaknya, semakin berat. Saya sebenarnya harus menjalani operasi ganti katup dan pembuluh darah aorta. Sudah hampir tiga tahun menunggu,” cerita pasien II yang dibagikan dr Berlian ke Farah.id dan telah dimuat di Twitter @berlianidris dalam durasi 1 menit 23 detik, Kamis (17/8).
Penantian panjang pasien kemudian mendapat jawaban, setelah tim dokter yang akan mengoperasi dirinya berterus terang bahwa operasi terkendala pada alat katup pembuluh darah yang mahal dan tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan.
“Rumah sakit sudah banyak membantu pasien, tetapi uangnya terbatas. Saya lalu diminta untuk menyiapkan uang ratusan juta rupiah, tapi saya nyerah. Dokter ikut prihatin dan bilang semoga ada keajaiban buat bapak-bapak dan pasien-pasien seperti saya,” tuturnya.
“Maaf, kami hanya tim medis dan tidak punya kuasa. Saya sendiri tidak ingin ada masalah, tapi saya sudah tidak kuat. Saya juga tidak minta donasi, tapi tolong pemerintah bantu orang-orang kecil seperti saya supaya bisa operasi, bagaimanapun caranya. Aamiin,” tutup pasien kelahiran 1971 ini.
Semoga apa yang diharapkan II tersampaikan dan ada solusi terbaik untuk permasalahannya, agar segera menjalani operasi untuk kesehatan dirinya.
KOMENTAR ANDA