KISAH orang-orang yang patah hati adalah tinta hitam dalam sejarah cinta. Kejadian mereka yang mengakhiri hidupnya gara-gara putus cinta, merupakan tragedi yang tidak patut terjadi. Apakah cinta itu hanya menghasilkan kekecewaan? Apakah cinta kepada sesama manusia tidak layak diperjuangkan?
Islam bingkai indah untuk cinta di antara manusia. Untuk itu diciptakanlah hati yang merupakan wadah menyuburkan cinta. Islam juga memberikan tuntunan, bagaimana cinta tidak mengecewakan dan tidak berujung tragedi.
Pada hadis-hadis sucinya, Nabi Muhammad menerangkan betapa cinta merupakan bagian dari kesempurnaan iman. Artinya, jatuh cintalah agar imanmu sempurna!
Syaikh Muhammad Al-Utsaimin pada buku Syarah Riyadush Shalihin Jilid 2 (2019: 323-326) menyebutkan, dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah Saw bersabda:
“Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman, kalian semua tidak akan beriman hingga kalian semua saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu amal jika kalian semua lakukan, maka kalian akan saling mencintai? Sebarkan salam di antara kalian.” (Diriwayatkan Muslim).
Dari Anas, bahwa seseorang berada di dekat Nabi Saw. Seseorang berlalu di dekatnya, maka ia berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku sangat mencintai dia ini.”
Nabi Saw bersabda kepadanya, “Apakah engkau beritahu dirinya?”
la menjawab, “Tidak!”
Beliau bersabda, “Beri tahu dirinya!”
Maka orang itu menemuinya lalu berkata, “Sungguh aku sangat mencintaimu karena Allah”.
Maka orang itu berkata, “Engkau telah dicintai oleh Zat yang karena-Nya engkau mencintaiku.” (Diriwayatkan Abu Daud dengan isnad shahih).
Betapa mendalamnya hakikat cinta yang diterangkan oleh hadis-hadis ini. Yang dibahasnya bukan lagi cinta yang sempit antara laki-laki dan perempuan, sebab itu hanyalah cinta biasa, yang memang selaras dengan naluri manusia. Namun, cinta yang dikaji adalah cinta di atas cinta, yakni cinta yang memiliiki pondasi paling kokoh dan visi yang sangat cemerlang.
Ccinta tidak melulu tentang seks. Cinta sebagai sesama penganut Islam merupakan di antara bentuk cinta suci yang dicintai Allah dan Rasulullah. Dalam bentuk cinta inilah kita dapat mengaplikasikan cinta yang sebenarnya kepada suami atau istri, anak-anak dan unsur keduniaan lainnya.
Penting sekali bagi kita memahami betapa cinta itu bagian dari kesempurnaan iman. Selama ini kita berupaya keras mengokohkan keimanan, maka jangan melupakan di antara caranya dengan jalan cinta.
Syaikh Muhammad Al-Utsaimin (2019: 327-328) menerangkan:
Dalam hadis ini dalil yang menunjukkan bahwa cinta adalah bagian dari kesempurnaan iman. Seorang hamba tidak akan sempurna hingga mencintai saudaranya.
Di antara penyebab timbulnya kecintaan adalah agar setiap orang menyebarkan salam kepada saudaranya. Yakni dengan menunjukkan cinta itu dan mengumumkannya. Menyampaikan salam kepada setiap mukmin yang ia temui, baik yang ia kenal atau tidak,menjadi penyebab munculnya rasa cinta.
Oleh sebab itu, jika seseorang berlalu di dekat Anda lalu ia menyampaikan salam dan dibalasnya. maka Anda mencintainya. Jika ia berpaling dari Anda maka Anda membencinya, sekalipun dia adalah orang yang paling dekat kepada Anda.
Hal yang wajib bagi manusia adalah agar terus berupaya dengan semua sebab yang menimbulkan kecintaan di antara kaum muslimin. Karena sungguh tidak masuk akal dan bukan kebiasaan jika manusia saling tolong-menolong dengan orang yang tidak mencintainya.
Zaman kakek-nenek kita dahulu, orang-orang gemar sekali menyampaikan salam atau menitip salam, terutama kepada orang yang dicintainya. Dan orang yang menerima titipan salam itu sangatlah bersuka cita, karena ada cinta di setiap salam. Barangkali generasi terdahulu menyampaikan salam atau titip salam kepada orang yang dicintai terinspirasi dari hadis ini. Wallahu a’lam!
Namun, begitulah cinta antara sesama muslim yang perlu diekspresikan. Rasulullah Saw menyuruh sahabatnya supaya tidak sungkan mengungkapkan cinta. Bagi yang menerima ungkapan cinta, tidak lupa menyambutnya dengan keridaan.
Dengan terbinanya cinta yang kokoh sesama muslim, maka mereka akan dengan rela hati melakukan tolong-menolong. Bersama cinta yang kokoh itu, mereka tidak akan saling menyakiti, tetapi berpadu dalam harmoni hati. Itulah visi agung cinta yang disemai oleh Islam.
Tetapi, jangan pernah buta oleh keindahan cinta. Bagaimana pun cinta adalah ciptaan Tuhan dan tetap saja yang tertinggi adalah cinta Ilahi.
Apapun episode cinta yang dijalani setiap manusia, janganlah sampai mengecewakan mereka. Jangan sampai cinta yang indah itu justru menjadikannya patah hati atau malah berujung tragedi. Dari itulah pada Islam mengabarkan tentang tuntunan cinta yang tidak akan membuat kecewa. Maka pelajarilah!(F)
KOMENTAR ANDA