KETUA Umum PP Haedar Nashir menegaskan pentingnya hari kemerdekaan RI ke-78 sebagai momentum untuk merekonstruksi nilai luhur yang terkandung dan UUD 1945 dan Pancasila secara komprehensif.
“Jangan sampai Indonesia maju secara fisik tetapi keropos rohani dan jiwanya. Kehilangan makna dari UUD 1945 dan Pancasila dengan lima sila yang mendasar, serta spirit perjuangan para pendiri bangsa. Kita boleh merekonstruksi itu semua, karena saat ini boleh jadi kita sedang mengalami distorsi, penyimpangan, dan peluruhan,” ungkap Haedar dalam keterangan yang diterima Farah.id (17/8/2023).
Berdasarkan temuan Farah.id, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi yang paling aktif membantu pemerintah dalam menghadapi berbagai permasalahan bangsa.
Salah satunya adalah dalam penanggulangan pandemi, yaitu sebanyak 116 rumah sakit milik Muhammadiyah beserta SDM kesehatan yang berkontribusi dalam menangani pasien COVID-19. Muhammadiyah juga mengucurkan dana hingga 1 triliun rupiah lebih untuk penanganan COVID-19.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa organisasi keagamaan tidak melulu fokus pada sisi spiritual tapi juga mampu berkontribusi konkret dan berdampak positif secara sosial. Hal ini tentunya menjadi bagian dari upaya untuk memajukan masyarakat Indonesia tak hanya secara fisik tapi juga secara mental dan perilaku.
Kontribusi itulah yang dibutuhkan dalam menyambut kemerdekaan bangsa.
Ketum PP Muhammadiyah juga mengajak segenap elemen bangsa untuk merefleksikan usia 78 tahun Indonesia dengan bersyukur dan berkontribusi lebih besar untuk Indonesia.
“Selain kegembiraan, kita perlu berefleksi mendalam, terutama para elit, struktur pemerintahan, serta segenap komponen bangsa,” katanya.
Momen HUT RI menurut Haedar adalah saat tepat untuk rekonsiliasi agar perjalanan bangsa Indonesia menjadi lebih terarah. Demikian juga menjadi momentum untuk bertransformasi demi eksistensi di tengah daya saing global.
“Kita mampu bangkit menjadi negara maju bila kita Bersatu, jika kita menyerap nilai luhur itu sekaligus mentransformasikan Indonesia ke depan, Indonesia Emas yang berdiri tegak di atas konstitusi,” tegas Haedar.
KOMENTAR ANDA