BARU-baru ini beredar di media sosial tentang tabir surya dengan kandungan SPF jauh lebih rendah dibandingkan yang tertulis di kemasan.
Seorang warganet yang bereksperimen memakai sejumlah merek tabir surya, mengatakan bahwa beberapa produk hanya mengandung SPF di bawah 10 padahal mencantumkan tulisan SPF 50 pada kemasannya.
Data yang dikumpulkan Farah.id menunjukkan bahwa tulisan SPF dan PA pada kemasan tabir surya menjadi tanda bahwa produk tersebut mempunyai pelindung terhadap sinar ultraviolet (UV) berupa UVA dan UVB, yang keduanya berpotensi memicu kanker kulit.
SPF alias Sun Protector Factor merupakan pelindung kulit dari sinar UVB yang merusak lapisan pada permukaan kulit hingga menyebabkan kulit teriritasi dan terbakar.
Penulisan SPF diikuti angka yang menunjukkan besarnya perlindungan untuk kulit.
SPF 50 menghalangi 98 persen paparan sinar UVB, SPF 30 menghalangi 97 persen paparan sinar UVB, dan SPF 15 menghalangi 93 persen paparan sinar UVB.
Tidak ada angka yang lebih tinggi dari 50 karena SPF dianggap tidak dapat melindungi kulit 100 persen. Karena itu, sebaiknya tidak perlu langsung memilih tabir surya dengan kandungan SPF paling tinggi, tapi sesuaikan dengan aktivitas yang hendak kita lakukan.
Jika SPF yang tertera pada kemasan tidak sesuai dengan kandungan aslinya, maka kulit menjadi tidak terproteksi dari sinar UVB. Akibatnya, tak hanya kulit bisa terbakar tapi juga dalam waktu panjang berpotensi memunculkan flek, kulit cepat keriput, bahkan memicu risiko kanker.
Untuk memastikan apakah angka SPF pada kemasan produk sesuai dengan kandungan sebenarnya, kita harus menjadi konsumen cerdas.
Kita bisa memeriksa kemasan untuk memastikan izin BPOM, memeriksa komposisi produk, dan mengetesnya langsung di bawah paparan sinar matahari. Jika kulit menjadi lebih gelap dalam waktu kurang lebih 30 menit, artinya tabir surya itu memiliki kandungan SPF sangat sedikit.
KOMENTAR ANDA