Kondisi terkini Megawati, pasien kanker serviks yang tengah menjalani pengobatan di RSUP M Djamil Padang, Sumatera Barat/Ist
Kondisi terkini Megawati, pasien kanker serviks yang tengah menjalani pengobatan di RSUP M Djamil Padang, Sumatera Barat/Ist
KOMENTAR

KANKER serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini umumnya berkembang perlahan dan baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Oleh karena itu, penting untuk mendeteksinya sejak dini, sebelum timbul komplikasi serius.

Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak terjadi dari seluruh kasus kanker pada 2020. Tercatat ada lebih dari 36.000 kasus darn 21.000 kematian akibat kanker ini.

Angka harapan hidup pada penderita kanker serviks tergantung pada stadium yang dialami pasien. Angka ini merupakan gambaran persentase penderita yang masih hidup 5 tahun setelah didiagnosis menderita kanker serviks.

Adalah Megawati salah satu pasien kanker serviks yang tengah menjalani pengobatan di RSUP M Djamil, Padang, Sumatera Barat. Sudah dua tahun ini Megawati harus bolak-balik Binjai Tapan-Padang (lama perjalanan kurang lebih 5 jam 25 menit) untuk mendapatkan pengobatan.

Jarak yang cukup jauh itu akhirnya membuat anak-anak pasien memutuskan untuk tinggal di rumah singgah Novermal, Padang.

Alamat rumah singgah Novermal di Padang, Sumatera Barat/Ist

“Tahun 2022 lalu, pasien menjalani operasi dan setelah itu harus bolak balik Tapan-RSUP M Djamil untuk kotrol dan kemoterapi. Lalu Sabtu (19/8) kemarin, setelah kemo, pasien mengalami pendarahan hebat dan harus dibawa kembali ke UGD M Djamil. Alhamdulillah, pendarahannya bisa diatasi dan sekarang pasien istirahat di rumah singgah saya, menunggu jadwal pengobatan lanjutan hingga akhir Agustus ini,” kata pemilik rumah singgah Novermal, SH, MH kepada Farah.id, Minggu (20/8).

Biaya pengobatan kanker yang tidak murah, menjadi kendala. Apalagi, BPJS Kesehatan PBI (gratis) telah dibekukan pemerintah sejak 3 bulan yang lalu. Beruntung, pemilik rumah singgah dengan cepat membuatkan pasien BPJS Mandiri dengan membayar iuran dan denda pelayanan. Untuk hal ini biaya dibantu oleh YBM PLN Sumatera Barat.

Namun yang kini menjadi kendala adalah pasien dan keluarga telah kehabisan biaya untuk transportasi dan makan selama pengobatan di Padang.

“Alhamdulillah, kalau rumah singgah kita tidak perlu bayar lagi kak (gratis). Tapi kami memerlukan uluran tangan orang-orang baik di luar sana untuk keperluan pasien, seperti beli peralatan kayak pampers sensi dan obat-obatan yang harus diminum setiap hari. Beberapa obat harus kami beli sendiri (ada yang tidak ditanggung BPJS),” jelas Ulan, anak pasien, saat berbincang-bincang dengan Farah.id.

Saat ini, pasien tinggal bersama 3 anak dan telah berpisaha dengan suami. Karenanya, bagi para dermawan yang ingin menyalurkan donasi, bisa langsung mengirimkannya ke nomor rekening Bank Mandiri 111 00 2016719 9 atas nama Monila Melisarni (anak pasien).

Bagi para dermawan yang tinggal di Padang dan ingin memberikan donasinya secara langsung, pasien kini tinggal di Rumah Singgah Novermal, yang beralamat di Jalan Dr H Abdul Ahmad, Padang, Sumatera Barat.

Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi anak pasien di nomor 0838 7829 9175 atas nama Ulan.




Indonesia Raih “Best Tourism Villages 2024" UN Tourism untuk Desa Wisata dengan Sertifikat Berkelanjutan

Sebelumnya

Konten Pornografi Anak Kian Marak, Kementerian PPPA Dorong Perlindungan Anak Korban Eksploitasi Digital

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News