Pandai-pandailah memilih. Hanya partai Allah yang memberikan kemenangan hakiki dan menegakkan kejayaan yang sebenar-benarnya/Net
Pandai-pandailah memilih. Hanya partai Allah yang memberikan kemenangan hakiki dan menegakkan kejayaan yang sebenar-benarnya/Net
KOMENTAR

TEGAS sekali apa yang disampaikan Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Jilid 10 (2004: 302). Bahwasanya kelompok-kelompok manusia dan umat yang beragam, sepanjang sejarah dan yang berasal dari berbagai ras, terbagi menjadi dua kelompok, yaitu mereka yang beriman dan mereka yang kafir.

Keduanya berbeda di sisi Allah dan disebut sebagai partai Allah dan partai setan. Aliran dan kepercayaan selain keduanya, juga ras dan bangsa-bangsa, semua itu kembali kepada dua kategori tersebut.

Pakar tafsir modern Islam tersebut merumuskan pemikirannya berdasarkan surat Al-Mujadilah ayat 22, yang artinya:

Engkau (Nabi Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun mereka itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau kerabatnya. Mereka itulah orang-orang yang telah Allah tetapkan keimanan di dalam hatinya dan menguatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya. Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Merekalah partai Allah. Ingatlah, sesungguhnya partai Allah itulah orang-orang yang beruntung.”

Sedangkan tentang keberadaan partai setan terungkap pada surat Al-Mujadilah ayat 19, yang artinya:

Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikannya lupa mengingat Allah. Mereka itulah partai setan. Ketahuilah sesungguhnya partai setan itulah orang-orang yang rugi.”

Pada Partai Allah terhampar kebajikan yang luas sekali, sementara Partai setan tentunya sangat dihindari karena keburukannya. 

Namun, dalam mengidentifikasi mana partai Allah dan mana partai setan memerlukan kejernihan berpikir. Jangan sampai karena fanatisme golongan tiba-tiba saja kita mengklaim bagian dari partai Allah dan menuduh pihak lain sebagai partai setan.

Hamka pada Tafsir al-Azhar Jilid 7 (2020: 348-349) menerangkan, Al-Qur'an menjelaskan nama dari dua hizb atau dua golongan, atau dua partai. Pertama hizbullah, kedua hizbusy-syaitan. Di surat Al-Maidah ayat 56 disebut bahwa hizbullah pastilah menang. Dalam surat Al-Mujadilah ayat 22 dikatakan juga bahwa hizbullah jualah yang akan beroleh kejayaan. Dalam ayat 19 surat Al-Mujadilah itu juga ditegaskan bahwa hizbusy-syaitan pastilah merugi.

Masuk hizb yang mana kita?

Semua tergantung pada sikap hidup kita sendiri. Apabila kita teguh berbenteng dengan iman, kita akan jadi hizbullah, golongan Allah. Dan apabila kita terpedaya oleh setan, pasti jadi anggota hizbusy-syaitan. Na'udzubillah.

Penjelasan tentang hizbullah (partai Allah) dan hizbusy-syaitan (partai setan) hendaknya memperkaya perbekalan umat Islam dalam menentukan langkah politiknya. Tatkala Islam membuka dan mendorong penganutnya berpolitik, bahkan membangun jamaah politik itu dengan berpartai, maka asahlah dulu kemampuan membedakan mana partai Allah dan mana partai setan.

Sesungguhnya, selama menjalani hidup sebagai seorang muslim, sudah banyak kaidah-kaidah agama yang kita pahami. Setiap insan dibekali dengan akal pikiran dalam membedakannya, sehingga kita mampu melihat yang mana yang sebenarnya.

Larangan-larangan yang tertera dalam agama pun sudah kita pahami sejak lama. Jadi, mestinya tidaklah sulit untuk mendeteksi partai setan, karena terdapat keburukan dan kesesatan di sana.

Pada akhirnya, kemampuan memilah dan memilih mana partai Allah dan mana partai setan sesungguhnya kembali lagi kepada akal budi. Hanya partai Allah yang memberikan kemenangan hakiki dan menegakkan kejayaan yang sebenar-benarnya. Jangan sampai kita mengabaikan sesuatu yang sangat tinggi nilainya untuk kehidupan dunia dan akhirat ini.




Sekali Lagi tentang Nikmatnya Bersabar

Sebelumnya

Anjuran Bayi Menunda Tidur di Waktu Maghrib Hanya Mitos?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur