Ilustrasi percakapan dua orang di tempat makan/net
Ilustrasi percakapan dua orang di tempat makan/net
KOMENTAR

MESKI belum mempunyai status resmi sebagai bahasa Internasional, pemerintah tetap mengusulkan kepada UNESCO untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi General Conference.  

Dilansir dari laman resmi Kemendikbud, dalam catatanya Collins (2005) telah menunjukkan betapa potensialnya bahasa Indonesia (Melayu) menjadi bahasa dunia (internasional) dilihat dari sejarahnya.

Di mana, tertulis bahwa saat ini sudah banyak ahli atau komunitas sarjana dari mancanegara yang mengkhususkan diri mempelajari bahasa Indonesia atau Melayu berdasarkan buku Collins 2005 halaman 17.

Selain itu juga terdapat tulisan dalam Moriyama dan Manneke Budiman, 2010.

"Bahasa Indonesia belum sepenuhnya memenuhi syarat untuk menjadi bahasa internasional," kata Direktur Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Iwa Lukmana.  

Sementara itu, Iwa menilai peran bahasa Indonesia dalam menyebarkan informasi dan menggunakannya dalam bisnis internasional masih lemah.

Padahal, menurut dia, Indonesia memiliki banyak penutur baik dalam maupun luar negeri. Di mana dijelaskan Iwa, jumlah penutur bahasa Indonesia adalah 269 juta di Indonesia, 5,2 juta di Asia Tenggara, 2,4 juta di Asia, Pasifik dan Afrika.

"Serta 2 juta di Amerika dan Eropa," terangnya.

Selain itu, sejak 2015, lembaga bahasa tersebut telah mengelola Pendidikan Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di 52 negara dan melayani total lebih dari 162.000 siswa hingga Agustus 2023.

Walaupun Indonesia belum memenuhi beberapa persyaratan, Indonesia masih memiliki waktu beberapa tahun sebelum tahun 2045 untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

Selama ini, menurut Iwa, telah diupayakan promosi dan fasilitasi program studi BIPA baik di dalam maupun luar negeri.

Lembaga bahasa, disebut Iwa telah melaksanakan program penerjemahan. Badan bahasa menerjemahkan teks dalam bahasa asing dan bahasa daerah (khususnya bahan bacaan anak) ke dalam bahasa Indonesia (materi pengayaan dalam program BIPA dan membawa Indonesia ke dunia internasional) dan dari Indonesia ke bahasa asing.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News