Ilustrasi Covid/Net
Ilustrasi Covid/Net
KOMENTAR

PANDEMI memang sudah berakhir, tapi bukan berarti virus Covid sudah lenyap dari muka bumi. 

Baru-baru ini, peneliti menemukan keturunan terbaru dari virus Covid. Varian Covid BA.2.86 atau dikenal dengan Pirola telah terdeteksi di beberapa negara termasuk AS dan Selandia Baru.

Meski hanya terdeteksi di segelintir negara, Pirola telah ditetapkan sebagai varian yang sedang dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa penyakit ini merupakan lompatan evolusioner yang cukup besar untuk mendorong gelombang Covid baru.

"Ada dua pertanyaan yang sangat penting terkait varian ini, salah satunya adalah tingkat pertumbuhan," kata pemodel Covid-19 Profesor Michael Plank kepada New Zealand Herald.

Baru-baru ini, rangkaian garis keturunan rekombinan Covid-19 yang diklasifikasikan sebagai XBB mendominasi kasus di hampir semua negara. Namun tidak ada satupun yang berhasil memicu lonjakan baru dalam jumlah besar pada populasi.

Baru-baru ini, penilaian risiko awal Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyimpulkan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan tingkat keparahan penyakit Pirola. Namun badan tersebut menyatakan bahwa saat ini telah terjadi penularan internasional dan potensi pertumbuhan yang pesat. 

Gejala utama Pirola adalah gejala klasik yang Anda temukan di Covid, termasuk demam tinggi, batuk, pilek, dan hilangnya indera perasa atau penciuman. Jika Anda mengalami salah satu gejala ini, segera lakukan tes.

Direktur jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pengujian dan kewaspadaan sangat penting dalam perang melawan virus.

"Kita tidak akan tahu apakah virus ini berubah jika kita tidak melakukan tes yang cukup. Tes sangat penting untuk melihat bagaimana virus berevolusi." ungkapnya.




Kementerian Agama Luncurkan Program “Baper Bahagia” untuk Dukung Ketahanan Pangan Masyarakat Desa

Sebelumnya

Fitur Akses Cepat Kontak Darurat KDRT Hadir di SATUSEHAT Mobile

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News