HADIR dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-15, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia masih harus mempertimbangkan lebih mendalam sebelum memutuskan bergabung dalam keanggotan BRICS.
“Kita ingin mengkaji lebih dahulu, mengkalkulasi lebih dahulu, kita tidak ingin tergesa-gesa,” ungkap Presiden Joko Widodo setelah menghadiri KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan (24/8/2023) seperti disiarkan kanal Sekretariat Presiden.
Presiden Joko Widodo didaulat menjadi pembicara dalam KTT BRICS yang berlangsung pada 22-24 Agustus 2023.
Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo menyerukan penghormatan terhadap HAM dan hukum internasional. Hal itu menjadi sangat penting sebelum memulai kerja sama di antara negara BRICS.
Hingga saat ini, salah satu syarat keanggotaan BRICS adalah menyerahkan surat expression of interest belum dipenuhi oleh Indonesia.
Namun demikian, Presiden Joko Widodo meyakinkan bahwa hubungan Indonesia dengan lima negara anggota BRICS terbilang sangat baik, khususnya dalam bidang ekonomi. Diketahui bahwa aliansi BRICS mencakup lebih dari 40 persen penduduk dunia dan menguasai setidaknya seperempat kekuatan ekonomi global.
Berdasarkan penelusuran Farah.id, Presiden Joko Widodo dalam KTT BRICS juga membahas tatanan ekonomi dunia yang tidak berpihak pada negara miskin. Terdapat jurang yang sangat dalam yang memisahkan masyarakat maju dengan masyarakat tertinggal.
Atas dasar itulah, Presiden Joko Widodo mengharapkan negara-negara berkembang untuk bisa Bersatu dan bersinergi memperjuangkan hak untuk maju juga menghapus diskriminasi dalam industri dan perdagangan.
BRICS adalah sebuah aliansi yang terdiri atas lima negara yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa.
KOMENTAR ANDA