Ilustrasi cuaca panas bisa berakibat terkena Heat exhaustion/Net
Ilustrasi cuaca panas bisa berakibat terkena Heat exhaustion/Net
KOMENTAR

BADAN METEOROLOGI Klimatologi dan Geofisika (BMKG), memperkirakan kelembapan udara sebagian wilayah di Indonesia berkisar 60 - 86%. Artinya, tingkat kelembapan udara tergolong tinggi.

Dilansir dari laman resmi BMKG, perkiraan akan berlangsung hingga Dasarian II September 2023 berkisar 48 - 83%, pada lapisan 850mb diprediksi berkisar 44 - 83% serta pada lapisan 700 mb umumnya diprediksi 33 - 75%.

Fenomena ini juga berlaku untuk wilayah DKI Jakarta sekitarnya. Tak hanya dikepung polusi udara yang buruk disertai cuaca panas. 

Catatan BMKG menyebutkan, per Jumat (25/8) dini hingga siang hari kelembapan udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya mencapai 80 persen. Kondisi seperti ini sangat berbahaya bagi kesehatan. 

"Kondisi seperti sekarang ini bisa membuat badan lebih sakit. Karena tubuh tidak bisa mengeluarkan keringat, otomatis suhu tubuh meningkat, kesehatan jadi memburuk," kata Dokter spesialis penyakit dalam hematologi onkologi medis Zubairi Djoerban.  

Risiko gangguan kesehatan seperti kelelahan, pusing, mual, sakit kepala, dan denyut nadi cepat atau yang dikenal dalam bidang medis Heat exhaustion. 

Namun, ketika cuaca panas disertai udara yang lembap, tubuh justru terjebak dan tak bisa mengeluarkan keringat. Efeknya, suhu tubuh terus meningkat tanpa bisa kembali ke suhu normal.

Selain itu, masalah kesehatan lainya yang bisa menyerang manusia stres jantung dan tekanan darah turun. 

Suhu yang tinggi meningkatkan beban kerja di jantung. Untuk melepaskan panas ekstra, tubuh mengalihkan lebih banyak darah ke permukaan kulit. Berarti jantung harus memompa lebih banyak darah dan meningkatkan beban kerjanya.

"Badan akan sakit dan terus memburuk," ujarnya.

Jika hal ini dibiarkan terus-menerus akan muncul beberapa masalah kesehatan yang harus selalu waspada.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health